Perusahaan Inggris Uji coba Vaksin Ebola pada Manusia
INGGRIS, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan obat Inggris, GlaxoSmithKline, hari Kamis (28/8) mengatakan, vaksin itu diharapkan akan diberikan kepada sukarelawan sehat di Inggris dan Amerika pada pertengahan September dan kemudian kepada orang-orang di Gambia dan Mali.
GlaxoSmithKline, bekerja sama dengan US National Institutes of Health (NIH) atau Lembaga-lembaga Kesehatan Nasional Amerika, untuk mengembangkan vaksin dengan badan aman medis Wellcome Trust yang berbasis di Inggris itu dengan ikut mendanai uji coba vaksin itu.
GlaxoSmithKline mengatakan, vaksin itu akan melindungi penggunanya melawan Ebola itu, yang kini mewabah di Afrika Barat.
Perusahaan itu mengatakan, akan membuat hingga 10.000 dosis vaksin pada saat yang sama ketika ujicoba klinis itu dilakukan, dan membuat vaksin itu segera tersedia jika uji coba itu berhasil.
Dr. Anthony Fauci, Direktur NIH untuk Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS mengatakan, vaksin itu telah berfungsi "sangat baik" dalam melindungi monyet-monyet percobaan dari infeksi Ebola.
Pengujian akan berlangsung di kantor pusat NIH di Bethesda, Maryland, serta di Inggris dan di negara-negara Afrika Barat; Gambia dan Mali. Pengembangan dan pengujian potensi vaksin Ebola dipercepat karena merebaknya wabah Ebola di Afrika Barat.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Ebola bisa menjangkiti lebih dari 20,000 orang di seluruh pelosok Afrika Barat sampai pada waktu wabah itu berakhir.
Badan PBB itu memberikan evaluasinya hari Kamis (28/8), selagi meluncurkan kampanye senilai 490 juta dolar untuk memerangi epidemi yang katanya telah membunuh 1.550 orang itu.
WHO mengatakan, jumlah kasus yang dilaporkan telah melebihi 3.000, tapi tambahnya jumlah sesungguhnya bisa dua sampai empat kali lebih banyak.
Sebagian besar infeksi selama ini terjadi di Liberia, Sierra Leone dan Guinea. Wabah itu “terus berakselerasi” tetapi sebagian kasus terkonsentrasi di sedikit daerah-daerah setempat.
Kamis (28/8) pagi, kementerian kesehatan Nigeria melaporkan dua lagi kasus Ebola, sehingga jumlah penderita di negara itu seluruhnya 15 orang.
Para pejabat mengatakan, seorang pria yang bekerja untuk Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat sembuh dari infeksi Ebola tanpa pengobatan, tetapi dokternya meninggal pekan lalu akibat virus tersebut . (VOA Indonesia.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...