Pesan Pentakosta dari Dewan Gereja Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pentakosta dalam tradisi Kristen adalah peristiwa turunnya Roh Kudus yang membimbing para pengikut Yesus Kristus (Kis. 2:1-13). Tahun ini peringatannya jatuh pada Minggu (8/6). Berikut adalah pesan Pentakosta dari Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC).
Bagi banyak teman dan saudara kita di dalam Kristus,
Kami mengirim salam Pentakosta kita tentang kasih dan perdamaian di dalam nama Yesus. Pada Hari Raya Pentakosta ada banyak yang harus direnungkan melalui iman kita, dalam firman yang hidup di tengah-tengah kita, dalam urgensi atas dunia yang mendapat ancaman besar dan janji-Nya yang ditenun pada setiap partikel. Kami diminta, lagi, untuk bergabung dalam Liturgi Penciptaan.
Dalam Injil yang dinyatakan pada seluruh ciptaan, kita mulai melihat jelas harapan dan janji Pentakosta: Tuhan akan membarui wajah bumi. Sulit untuk membayangkan dalam sejarah, bahwa itu bisa memberi harapan ini keluasan dan relevansi yang kita alami saat ini. Kami berbicara tentang lebih dari sekadar rehabilitasi dan peningkatan kualitas lingkungan. Tidak ada usia yang pernah mengungkapkan dengan jelas hubungan intim antara rusaknya ciptaan dan kehancuran kehidupan manusia dan masyarakat. Kehidupan umat manusia, dengan tantangan dan berbagai kemungkinannya, adalah bukti kehidupan ciptaan.
Tujuan Allah, sehingga secara dramatis ditampilkan di lidah ajaib Pentakosta seperti yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2, adalah untuk menyatukan semua hal, di surga dan di bumi, di dalam Kristus. “Mereka yang terserak karena bersekongkol pada menara, terserak akibat terbaginya bahasa-bahasa, hari ini mereka disatukan di ruang atas yang kudus.” (Buku Himne Armenian, St Nerses Pengampun, 12 C).
Vitalitas janji ini adalah kontras dengan keterasingan kehidupan manusia dan kehidupan ciptaan di zaman kita. Ciptaan Tuhan— diperlukan dan diberikan Allah dalam konteks untuk kekudusan, pembangunan, dan identitas kita—kini menjadi saksi kehancuran dan dosa yang mendistorsi dan menghancurkan kehidupan manusia dan pelanggaran atas matriks kehidupan.
Ini terungkap di dalam Kristus realitas Pentakosta atas Ciptaan. Maximus Sang Syahid, seperti diingatkan Patriark Bartolomeus kepada kita semua, menggambarkan dunia kita sebagai “semak terbakar energi dari Allah.” Wawasan ini, pada saat Pentakosta, memberikan kedalaman makna baru kepada doa pertemuan kami di Sidang Raya di Busan pada Oktober -November lalu —Allah atas Kehidupan, bimbing kami menuju keadilan dan perdamaian. Kami menangis mengharapkan janji dan kuasa Pentakosta datang kepada kita, akan terungkap dalam diri kita, dan untuk membuat kita satu! Roh Kudus, datanglah! Amin.
Presidium Dewan Gereja Dunia
Pdt Dr Mary-Anne Plaatjies van Huffel, Gereja Reformed Bersatu di Afrika Selatan; Pdt Prof Dr Sang Chang, Gereja Presbyterian di Korea Selatan; Uskup Agung Anders Wejryd, Gereja Swedia; Rev Gloria Nohemy Ulloa Alvarado, Gereja Presbyterian di Kolombia; Uskup Mark MacDonald, Gereja Anglikan Kanada; Pdt Dr Mele'ana Puloka, Gereja Wesleyan Merdeka Tonga; H.B. John X, Patriark Gereja Ortodoks Yunani dari Antiokhia dan Semua Ritus Timur; HH Karekin II, Patriark dan Katolikos Agung Semua Armenia. (oikoumene.org)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...