Piala Eropa 2016: Ada Apa dengan Inggris?
Babak 16 Besar: Inggris vs Islandia.
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kemenangan timnas Islandia atas Austria pada partai terakhir fase grup F sedikit banyak mengubah pandangan pada timnas Islandia yang terlanjur dianggap memainkan sepakbola negatif dengan menerapkan strategi bertahan total. Dua gol ke gawang Austria yang memiliki pemain bertahan-menyerang yang tangguh menjadi gambaran bahwa Islandia mampu melakukan serangan (balik) pada lawan. Pada pertandingan sebelumnya Portugal kesulitan mencetak gol ke gawang Austria.
Dengan hasil dua kali imbang dan sekali meraih kemenangan, Islandia menjadi runner up grup F mengungguli tim unggulan Portugal dan menggusur tim kuda hitam Austria. Untuk ukuran negara kecil yang baru pertama kali ikut dalam turnamen besar Piala Eropa, pencapaian tersebut terbilang fantastis.
Timnas Inggris sendiri sejauh ini sering kesulitan ketika berhadapan dengan tim-tim dari Eropa timur-tengah. Dua hasil imbang saat menghadapi Slovakia dan Rusia menjadi gambaran Inggris dengan skuad yang bertenaga masih belum menemukan formula untuk menaklukkan tim Eropa tengah-timur.
Hanya menjadi runner up grup B dari dua kali imbang dan sekali menang, Inggris yang begitu perkasa saat babak kualifikasi Piala Eropa 2016 seolah mengalami anti klimaks dalam penampilan di babak fase grup B. Inggris kalah bersaing dengan sesama negara Inggris Raya, Wales yang memuncaki grup B.
Dalam babak 16 besar Inggris akan berhadapan dengan Islandia. Timnas Inggris mempunyai catatan bagus saat menghadapi tim-tim dari Skandinavia. Sejauh ini hanya Swedia yang mampu mengimbangi permainan Inggris. Denmark yang memiliki tradisi kuat sepakbola dalam 19 kali perjumpaan dengan Inggris hanya mampu memenangi 3 pertandingan. Dalam 24 perjumpaan antara Inggris dan Swedia, Inggris memenangi 8 laga sementara Swedia 7 kali mengalahkan Inggris, sisanya berakhir Imbang.
Pertemuan Inggris dengan Islandia sebelum Piala Eropa 2016 hanya terjadi dalam 2 laga persahabatan dengan hasil 1 laga dimenangi Inggris dan 1 laga berakhir imbang. Kedua kesebelasan akan saling berhadapan di babak 16 besar di Stadion Stade de Nice, Nice pada 27 Juni 2016 pukul 21.00 atau 28 Juni pukul 02.00 WIB.
Lars Lagerback, Islandia rasa Swedia
Sebelum Piala Eropa 2016 bergulir, masyarakat lebih banyak mengenal tim Islandia pada sosok pemain senior Eidur Gudjohnsen yang pernah membela klub elite Chelsea dan Barcelona serta pelatih Lars Lagerback, pria berkebangsaan Swedia yang telah mengantarkan timnas Swedia berturut dalam Piala Eropa 2000, 2004, dan 2008, serta Piala Dunia 2002 dan 2006.
Tahun 2010 Lagersback mengantarkan Nigeria ke Piala Dunia 2010. Selepas menangani Nigeria, Lagersback dipercaya KSI, federasi sepakbola Islandia. Kepercayaan yang diberikan KSI dibalas dengan meloloskan Islandia ke Piala Eropa untuk pertama kalinya.
Sebagai pelatih, Lagerback telah bertemu dengan timnas Inggris sebayak tiga kali saat masih menangani timnas Swedia. Dua kali terjadi saat Piala Dunia 2002 dan 2006 yang berakhir imbang, sementara dalam pertandingan persahabatan tahun 2004 Lagerback di Goteborg, Lagerback membawa timnya mengalahkan Inggris 1-0. Ini akan menjadi catatan bagi pelatih Hodgson saat menghadapi Islandia yang saat ini ditangani Lagerback.
Dengan hanya bertemu dua kali, peta kekuatan Islandia tidak terlalu banyak bagi Inggris. Terlebih, minimnya pemain Islandia yang merumput di klub-klub Eropa. Hanya beberapa yang bermain di liga Inggris, sebutlah Johan Gudmundsson (Charlton), Aron Gunnarson (Cardiff), Gylfi Sigurdsson (Swansea).
Kekuatan Islandia mulai terkuak saat mereka mampu mengalahkan Austria. Melihat hasil tersebut, pelatih Hodgson harus memberikan perhatian pada strategi Islandia yang menempatkan 5 gelandang yang dikomandoi Gylfi Sigurdsson bersama Johan Gudmundsson. memberikan keleluasaan pada pergerakan Bödvarsson di lini depan Islandia.
Di bawah mistar gawang sejauh ini Halldórsson menjadi palang pintu tangguh, hingga berakhirnya babak fase grup dengan 19 penyelamatan.
Di atas kertas, Inggris mampu mengatasi permainan Islandia. Skuad Inggris saat ini memungkinkan untuk beradaptasi dengan strategi permainan lawan manapun. Dipenuhi pemain muda, berbakat, merumput di klub-klub elite, serta jam terbang pada kompetisi paling keras di dunia, sejak dari kompetisi di liga pemain Inggris telah teruji. Tidak perlu diragukan kemampuan teknis para pemainnya.
Mental juara, ini yang menjadi masalah pelatih Inggris. Setelah Alf Ramsey, mungkin hanya pelatih Bobby Robson yang mampu memotivasi para pemain untuk berprestasi. Di tangan Robson, pemain bertalenta Paul Gascoigne yang terkenal bengal mampu bermain padu dengan pemain senior Gary Lineker, Terry Butcher, Peter Beardsley, maupun Bryan Robson, dan menjadi kekuatan yang disegani pada masanya hingga menembus babak 4 besar Piala Dunia 1990.
Selepas Bobby Robson, pergantian pelatih Inggris belum mampu mengangkat prestasi Inggris meskipun selalu dipenuhi pemain bertalenta tinggi dalam setiap turnamen yang mereka ikuti. Sebelas penggantian pelatih setelah Bobby Robson hanya menghasilkan prestasi masuk semi final pada Piala Eropa 1996 saat ditangani pelatih Terry Venables yang kebetulan saat itu menjadi tuan rumah, tentu menjadi pertanyaan besar bagi negeri asal sepakbola yang memiliki kompetisi liga paling kompetitif dan selalu muncul pemain muda berbakat.
Memiliki semua modal untuk menjadi juara namun hingga empat belas kali penyelenggaraan Piala Eropa tidak pernah sekalipun masuk partai puncak apalagi menjuarainya, pertanyaan sederhananya ada apa dengan persepakbolaan Inggris?
Menghadapi tim debutan Islandia dengan pelatih yang paham betul pada strategi, kekuatan dan kelemahan timnas Inggris, bermodalkan pemain bertalenta saja tidak cukup. Perlu mental dan motivasi yang kuat untuk memenangi pertandingan. Timnas Inggris hanya perlu membuktikan pada dirinya sendiri. Jika tidak, Lars Lagerback akan mengantar Gyfli Sigurdsson dkk mengubur mimpi mereka di Stade de Nice.
Perkiraan susunan pemain:
Inggris (4-3-1-2) : Hart (gk), Walker, Cahill, Smalling, Rose, Alli/Millner, Dier, Lallana/Willshere, Rooney (c), Kane/Sturidge, Sterling/Vardy/ Sterling. | pelatih: Roy Hodgson
Islandia (4-2-3-1) : Halldórsson (gk), Sævarsson, Árnason, R Sigurdsson, Skúlason, Bjarnason, Gunnarsson, G Sigurdsson, Gudmundsson, Gudjohnsen/Bödvarsson, Sigthorsson. | pelatih: Lars Lagerback
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...