Piala Eropa 2016: Berebut Penguasa Inggris Raya
Jelang Pertandingan Inggris vs Wales
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam babak penyisihan grup B Piala Eropa 2016 seolah menjadi pertarungan gengsi antara Eropa timur dan Inggris Raya. Timnas Inggris dan Wales mewakili Inggris Raya sementara Rusia dan Slowakia mewakili Eropa timur.
Pencapaian negara Inggris Raya dalam penyelenggaraan Piala Eropa masih di bawah negara-negara eks Eropa timur. Prestasi terbaik Inggris Raya diraih Inggris pada Piala Eropa 1996 saat mencapai semi final. Sementara negara eks Eropa timur dua kali menjuarai Piala Eropa yakni Uni Soviet saat Piala Eropa pertama kali digelar tahun 1960 dan Cekoslowakia pada tahun 1976. Pada tahun 1996 Rep. Ceko melaju hingga partai puncak sebelum dihentikan di final oleh Jerman.
Dalam keikutsertaannya yang pertama kali di Piala Eropa, bagi timnas Wales menghadapi timnas Inggris adalah sebuah prestise tersendiri. Kedua kesebelasan telah saling bertemu sebanayk 101 laga dimana Inggris lebih mendominasi dengan 66 kemenangan, 21 pertandingan berakhir imbang sisanya 14 pertandingan dimenangkan Wales.
Empat pertandingan terakhir yang merupakan kualifikasi Piala Dunia 2006 dan kualifikasi Piala Eropa 2012 Wales selalu menelan kekalahan. Bertemu Inggris pada babak final turnamen besar tentu akan memompa semangat para pemain Wales.
Kedua kesebelasan akan bertemu di Stadion Stade Bollaert-Delelis, Lens pada hari Kamis, 16 Juni 2016 pukul 15.00 waktu setempat (20.00 WIB).
Prediksi pertandingan
Wales menghadapi pertandingan keduanya melawan Inggris dengan kepercayaan tinggi setelah mengalahkan Slovakia 2-1 pada pertandingan pertamanya dalam tempo permainan yang tinggi.
Dengan pola permainan yang hampir sama serta banyaknya pemain Wales yang merumput di Liga Premiere, sesunguhnya pertemuan kedua kesebelasan akan ditentukan oleh strategi permainan di lapangan.
Kekuatan kedua kesebelasan bisa dikatakan berimbang, meskipun Inggris sedikit lebih komplit dibanding Wales dengan kemampuan pemain yang hampir merata di semua lini serta dipenuhi dengan semangat pemain muda yang merindukan prestasi dan tropi turnamen besar.
Sebaliknya, Wales datang ke Prancis pun dengan hasil yang cukup mengagumkan. Bersaing dengan generasi emas Belgia di grup B kualifikasi Piala Eropa 2016, Wales mampu meraih 6 kemenangan. Satu-satunya kekalahan justru diderita saat menghadapi Bosnia-Herzegovina. Belgia sendiri ditundukkan 1-0 saat bermain di Cardiff.
Permainan kick and rush akan mewarnai perjumpaan kedua kesebelasan. Lapangan tengah akan menjadi ajang pertempuran Ledley, Allen, Ramsey, serta Bale melawan gelandang Inggris dengan Millner sebagai dirijennya bersama Wilshere dan Lallana. Dengan peran yang akhir-akhir ini sering dimainkan oleh Rooney, perebutan lapangan akan menjadi semakin menarik.
Kuartet gelandang Wales akan menjadi ancaman serius bagi pertahanan Inggris yang digawangi duet Cahill-Smalling. Tanpa peredaman Millner-Rooney yang maksimal di lini tengah Inggris, bukan tidak mungkin pertahanan Inggris akan menjadi bulan-bulanan Bale dkk. Belgia yang memiliki pertahanan cukup baik telah merasakan gempuran Bale dkk di babak kualifikasi.
Permainan yang cepat dari Ramsey perlu mendapat perhatian serius pelatih Hodgson. Pergerakan Ramsey terbukti efektif membongkar pertahanan Slovakia yang digalang Skertel. Akibatnya Robson Kanu bisa bergerak bebas memasuki pertahanan Slovakia dan mencetak gol ke gawang Kozacik. Peran baru Ramsey tersebut memberi keleluasaan pada Bale untuk bergerak. Ramsey menjadi jalan keluar saat serangan melalui Bale tertahan barisan pertahanan lawan. Ini tentu menguntungkan Wales karena penjagaan tidak semata-mata tertuju pada Bale.
Yang menjadi ganjalan pelatih Coleman adalah masalah produktivitas penyerang Wales yang tidak terlalu bagus. Hanya mengandalkan seorang penyerang andalannya Kanu, Wales sering memenangkan pertandingan dengan skor tipis. Namun melihat hasil pertandingan melawan Slovakia, Coleman bisa menerapkan strategi yang ada saat menghadapi Inggris. Dan dengan pertahanan yang relatif terbuka, kesempatan penyerang Wales menyarangkan gol lebih banyak ke gawang Hart terbuka lebar.
Di saat barisan gelandang Inggris kesulitan menembus pertahanan Rusia pada pertandingan pertama, penyerang Wales justru mampu secara bebas memasuki penalti Slovakia yang memiliki pola pertahanan mirip Rusia. Artinya gelandang Wales lebih siap dengan pola pertahanan terbuka Inggris.
Pertandingan melawan Rusia menjadi pelajaran berharga bagi pelatih Hodgson. Inggris harus mengamankan hasil yang diraih hingga peluit terakhir ditiup. Mencetak gol dari bola mati sesungguhnya bukan hasil yang memuaskan mengingat Inggris saat ini dipenuhi gelandang serang dengan kemampuan mencetak gol dari lini kedua.
Wales patut mewaspadai pergerakan duet penyerang Inggris Sterling-Kane/Rashford. Absennya dua penyerang akibat cedera, Theo Walcot dan Danny Wellbeck sesungguhnya kerugian besar bagi timnas Inggris. Namun kondisi ini justru bisa menjadi penyemangat bagi Rashford yang sedang dalam trend permainan yang meningkat. Begitupun Vardy dan Kane tentu akan memanfaatkan secara maksimal kesempatan saat ini.
Dengan Lallana dan Sterling di sayap dan Millner-Dier-Rooney di tengah, lima pemain belakang Wales harus waspada setiap saat selama pertandingan mengingat lini kedua Inggris mempunyai penetrasi serangan yang mematikan. Bagaimanapun, hingga saat ini Rooney adalah penyerang murni yang mampu memerankan dirinya sebagai gelandang box to box bergantian dengan Dier.
Hanya yang mungkin menjadi tanda tanya, dengan barisan gelandang berteknik tinggi Inggris gagal membongkar pertahanan Rusia. Pertanyaan yang sama mampukah Millner-Dier-Rooney menembus pertahanan yang digalang Chester-Williams-Davies? Jika mampu, tidak ada alasan Inggris kehilangan poin seperti saat menghadapi Rusia.
Sebaliknya jika Edwards-Ramsey mampu mendikte pertahanan Cahill, Bale akan lebih bebas bergerak memberikan assis kepada Robson Kanu ataupun Williams.
Belgia dengan generasi emasnya saja mampu mereka kalahkan, begitupun kereta cepat Slovakia mereka pecundangi 2-1 di laga pertama, Bale dkk tentu akan lebih bersemangat mengalahkan sesama negara Inggris Raya di turnamen sebesar Piala Eropa. Bukan sekedar prestise, namun untuk melapangkan langkah melaju ke babak berikutnya. Mengalahkan Inggris adalah langkah besar sebelum menghadapi pertandingan berikutnya: Rusia.
Perkiraan susunan pemain:
Inggris (4-3-1-2) : Hart (gk), Walker, Cahill, Smalling, Rose, Alli/Millner, Dier, Lallana/Willshere, Rooney, Kane, Steerling/Vardy. | pelatih: Roy Hodgson
Wales (5-4-1): Hennessey (gk), Gunter, Chester, Williams (c), Davies, Taylor, Allen, Edwars/King, Ramsey/Ledley, Bale, Robson Kanu/Williams. | pelatih: Chris Coleman
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...