Piala Eropa 2016: Perebutan Pemuncak Grup
Jelang Pertandingan Prancis vs Swiss
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dengan berbekal dua kemenangan, grup A meloloskan Prancis ke babak 16 besar. Apapun hasilnya pertandingan tidak akan menggeser mereka dari dua besar klasemen grup.
Dalam pertandingan terakhir grup A, Prancis akan menghadapi Swiss. Pada saat bersamaan berhadapan Albania melawan Rumania.
Timnas Prancis dan Swiss sudah saling bertemu sebanyak 37 laga. Prancis memenangi 16 laga, 9 laga berakhir imbang dan 12 laga dimenangkan Swiss.
Berada dalam satu grup seolah menjadi langganan bagi kedua timnas. Pada Piala Dunia 2006, selama babak kualifikasi Piala Dunia zona Eropa Prancis dan Swiss lolos dari grup yang sama. Pada babak final Piala Dunia 2006 mereke kembali tergabung dalam satu grup G. Tiga pertandingan berakhir imbang.
Dalam pertemuan terakhir di putaran final Piala Dunia 2014, meskipun lolos Swiss dikalahkan Prancis dalam fase grup E dengan skor 5-2. Langkah Swiss terhenti di babak 16 besar, sementara Prancis hingga 8 besar.
Prancis akan menghadapi Swiss dalam fase grup A kejuaraan Piala Eropa 2016 di Stadion Stade Pierre Mauroy, Lille (Prancis), 19 Juni 2016 pukul 21.00 waktu setempat atau 20 Juni pukul 02.00 WIB.
Prancis telah memboyong piala Henry Delauney sebanyak dua kali. Pertama kali saat menjadi tuan rumah 1984 dan pada tahun 2000. Sementara Swiss sudah tiga kali lolos di putaran final Piala Eropa tanpa sekalipun lolos dari fase grup.
Dalam pertandingan terakhir grup, kedua kesebelasan timnas akan berebut menjadi pemuncak grup.
Prediksi pertandingan
Matuidi masih akan menjadi pilihan pelatih Deschamps untuk mengamankan lapangan tengah Prancis. Bersama Kante, Matuidi mampu meredam serangan Rumania dan Albania. Penampilan keduanya dalam mengalirkan bola memberikan kepercayaan gelandang serang untuk lebih leluasa berada di lini kedua.
Penampilan impressif Payet dalam dua pertandingan terakhir memberi kepercayaan diri bagi pemain Prancis.
Di lini belakang, sejauh ini Kocielny tampil konsisten. Kebobolan 1 gol dari titik penalti serta memasukkan 4 gol dalam 2 laga cukup meyakinkan mengingat hampir pertandingan di Piala Eropa 2016 hingga pertandingan kedua grup berjalan dengan ketat.
Swiss sendiri menjalani dua laga dengan baik. Memenangi pertandingan saat menghadapi Albania dan menahan imbang Rumania membuka peluang bagi Swiss untuk pertama kalinya lolos dalam fase grup Piala Eropa.
Behrami-Xhaka sejauh ini mampu menjadi motor pertahanan-serangan Swiss. Terbukti gelandang Rumania Torje-Stanciu ataupun gelandang Albania Taulant Xhaka-Lila kesulitan mendominasi lapangan tengah saat mereka saling berhadapan.
Menarik menunggu Behrami-Xhaka berhadapan dengan Matuidi-Kante yang sama-sama dalm puncak penampilan, terlebih mulai membaiknya penampilan Mehmedi akan menambah kuat barisan gelandang Swiss.
Penampilan Payet yang konsisten menjadi ancaman serius gelandang bertahan Swiss. Duet Payet-Pogba sejauh ini cukup bisa saling mengisi. Dengan penampilan di klubnya, Pogba menjadi perhatian hampir semua pelatih untuk memberikan penjagaan secara disiplin.
Di sinilah, di saat Pogba dalam tekanan dan penjagaan pemain lawan Payet mampu mengambil alih peran Pogba merusak pertahanan lawan. Terbukti dua gol dilesakkan Payet. Dengan kondisi demikian, saat ini Prancis memiliki dua gelandang yang bisa saling mengisi.
Mengantisipasi penampilan Payet, Lichtsteiner bersama Djourou dan Rodriques menjadi pilihan dalam menggalang pertahanan Swiss dalam mendukung skema permainan menyerang. Belajar dari kesalahan pemain bertahan Albania dan Rumania, Petkovic harus menekankan pada pemain belakangnya untuk bermain disiplin menjaga wilayahnya. Dua gol Payet tercipta dari pergerakan Payet memanfaatkan ruang tak terjaga.
Harus diingat, Prancis masih memiliki gelandang serang Griezmann yang tidak takut menghadapi penjaga gawang lawan. Penjaga gawang Jerman yang membela klub Bayern Munchen Neuer dalam semi final Liga Champion dipaksa memungut bola oleh Griezmann dan harus tersingkir. Penjaga gawang Albania Berisha yang tampil bagus saat menghadapi Swiss pun dibuat tidak berdaya oleh Griezmann.
Di saat penjagaan pemain bertahan terfokus pada Pogba, Payet akan bergerak bebas mencari celah tak terjaga. Begitupun sebaliknya jika terjadi pada Payet. Sejauh kedua pemain ini tidak menjadi dua matahari kembar, Prancis akan lebih banyak berbicara di rumahnya sendiri.
Namun Swiss tidak akan membiarkan permainan Prancis begitu saja. Gelandang serang-sayap Shaqiri dan Mehmedi sejauh ini mampu bermain di sayap maupun di tengah dengan sama baiknya. Setelah merepotkan barisan muda pertahanan Albania, saatnya mereka menguji ketangguhan Evra dkk untuk meraih poin penuh.
Jika mampu menahan imbang Prancis, Swiss akan melaju ke babak berikutnya, namun tentunya PetkoviÄ berharap anak asuhnya bisa lebih dari itu.
Perkiraan susunan pemain:
Prancis (4-2-3-1) : Lloris (gk/c), Evra, Sagna, Koscielny, Rami, Matuidi, Kante, Pogba, Coman, Martial/Griezmann, Giroud/Payet. | pelatih: Didier Deschamps
Swiss (4-2-3-1): Sommer (gk) Djourou, Lichtsteiner (c), Schär, Rodriques, Behrami, Granit Xhaka, Mehmedi, Džemaili, Shaqiri, Derdiyok/Seferovic. | pelatih: Vladimir PetkoviÄ
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...