Pimred Majalah Sawt Al-Azhar Mundur Terkait Artikel Anti Kristen
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Redaksi Majalah Mesir, Sawt Al-Azhar, Mohammed Omara, mengundurkan diri setelah meningkatnya reaksi terhadap pamflet di medi itu yang menyebutkan Kristen sebagai agama yang gagal.
Pemimpin redaksi majalah di bawah Al-Azhar Mesir itu telah berhenti setelah menerbitkan sebuah pamflet yang yang mengklaim Kristen adalah agama yang gagal, seperti diberitakan situs berita Al Araby Al Jadeed, Selasa (16/6).
Mohammad Omara mengundurkan diri dari Sawt Al-Ashar pada hari Sabtu, dan mengatakan kepada media di Mesir bahwa dia melakukan hal itu atas kemauan sendiri untuk mendedikasikan dirinya yang bekerja sebagai seorang teolog.
Uni Hak Asasi Manusia Mesir baru-baru ini mengajukan protes terhadap Omara yang dinilai "mengganggu ketenangan dan merusak hubungan Kristen - Muslim" dalam sebuah pamflet berjudul ‘’Kegagalan Kristen di Timur Tengah’’, yang didistribusikan pada majalah itu edisi bulan lalu.
Pamflet itu membahas "kelemahan internal" Kristen yang membenarkan Islam untuk mengambil alihnya wilayah tersebut. Mesir adalah negara mayoritas penduduknya Muslim dan warga Kristen antara 10 dan 20 persen dari penduduk Mesir yang berjumlah sekitar 82 juta.
Omara mengatakan bahwa dia telah mengajukan mengundurkan diri, tapi imam besar universitas Al-Azhar, Ahmad Al-Tayeb, menolak permintaannya. Namun Tayeb telah menunjuk dewan redaksi baru.
Majalah bulanan itu didistribusikan oleh Universitas Al-Azhar yang merupakan pusat akademik unggulan Islam Sunni selama berabad-abad.
Ini bukan pertama kalinya Omara merilis artikel anti-Kristen di majalah itu, menurut Al Araby. Pada tahun 2009 sebuah artikel yang diterbitkan menyatakan bahwa Alkitab telah "dikorup" dan Kristen menyembah banyak Tuhan.
Sebuah artikel pada tahun 2014 menuduh Kristen Koptik berjuang untuk Napoleon Bonaparte melawan Mamluk pada abad ke-19.
Mantan anggota ulama otoritas Al-Azhar juga telah menyinggung umat Islam Syiah dengan menuduh mereka bekerja sama dengan "tentara salib, Hulaga Khan, Amerika, dan Zionis".
Omara, disebutkan salah satu Marxis muda, telah dituduh bagian dari Ikhwanul Muslimin yang dilarang. Dia mengatakan kudeta terhadap presiden pro Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi, sebagai " tidak sah" dan akan "membuat Mesir mundur 60 tahun".
Kelompok Youm7 telah mengajukan gugatan terhadap Omara dan menyatakan keanggotaannya pada Ikhwanul Muslimin, gerakan yang oleh pemerintah Mesir dinyatakan sebagai organisasi teroris.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...