Pindah Tugas, Pendeta Yulpianti Diantar Warga Muslim
TANA TORAJA, SATUHARAPAN.COM – Ada pemandangan menarik saat acara Peneguhan Pendeta Yulpianti sebagai pendeta baru di Gereja Toraja Jemaat To’Bena’ Lembang Betteng Deata, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Tana Toraja. Pada acara tersebut Pdt Yulpianti diantar oleh sejumlah warga Muslim.
Peneliti pada Balai Litbang Kementerian Agama (BLA) Makasar Faisal Oemar Massiry, yang menyaksikan proses Peneguhan Pdt Yulpianti, mengisahkannya. “Potret kerukunan umat beragama di Tana Toraja terlihat dalam aktivitas keseharian warga. Mereka yang berbeda agama tak pernah risi untuk menjalin persaudaran dan persahabatan,” kata Faisal, Selasa, 19 Februari lalu.
Menurut Faisal, warga Muslim yang mengantar Pdt Yulpianti merupakan anggota Majelis Taklim (MT) Masjid Al Imran Gandang Batu Timur dan Masjid Istiqamah Benaru, Lembang Butu Tabang, Kecamatan Gandangbatu Sillanan.
“Warga Muslim itu, merupakan masyarakat sekitar Lembang tempat pelayanan Pdt Yulpianti sebelumnya, yakni di Gereja Toraja Jemaat Gandangbatu Timur Lembang Buntu Tabang, Kecamatan Gandangbatu Sillanan,” kata Faisal.
Keikutsertaan ibu-ibu Majelis Taklim, dalam acara peneguhan itu bukan tanpa alasan. Hasriani, salah satu, warga Muslim yang ikut dalam acara tersebut, mengatakan kedekatan Pdt Yulpianti dengan warga Muslim di Lembang tempat pelayanan sebelumnya sangat erat.
“Saat Ibu Pdt Yulpianti masih di sana (Lembang Buntu Tabang), setiap ada kegiatan, misalnya syukuran rumah, aqiqah, pernikahan, bahkan kegiatan-kegiatan sosial masyarakat Muslim dia selalu hadir dan berbaur dengan masyarakat Muslim,” kata Hasriani.
Irmawati, warga Muslim lain, yang turut mengantar Pdt Yulpianti ke tempat pelayanan yang baru, mengaku kehadirannya juga karena mendapat undangan dari Pdt Yulpianti, yang sudah menganggap mereka sebagai saudara. “Warga Muslim yang ikut mengantar juga disiapkan makanan sendiri (makanan halal) dalam acara peneguhan,” kata Irmawati.
Menurut Faisal, harmoni indah yang terjalin di Kec Gandangbatu Sillanan adalah anugerah, alamnya indah dan diberkati. Terletak pada ketinggian sekitar 1.000 mdpl, bersuhu dingin dengan curah hujan yang cukup tinggi, daerah itu menjadi penghasil kopi dan hortikultura. “Mereka juga beternak ayam, kambing, sapi, kerbau, dan babi. Masyarakatnya ramah dan bersahabat,” kata Faisal.
Bila menilik data demografi, menurut Faisal, penduduk Kecamatan Gandangbatu Silanan mayoritas suku Toraja dan Duri. Dari segi agama, penganut agama Islam sebanyak 5.821 jiwa, Katolik 2.966, Kristen 10.311, dan Hindu (Aluk Todolo) 696 jiwa. “Meski warga menganut agama yang beragam, relasi antarumat beragama terjaga sangat baik dan aktif,” katanya.
Menurutnya, warga tak mempersoalkan identitas agama, mereka tetap menjalin hubungan dengan kerabat ataupun orang lain yang berbeda agama. “Relasi aktif mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Relasi persahabatan, saling membantu bergotong royong dalam aktivitas pertanian bahkan hingga keterlibatan aktif dalam pembangunan rumah ibadat umat lain,” kata Faisal.(kemenag.go.id)
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...