Pinggang Tetap Berikat dan Pelita Tetap Menyala
SATUHARAPAN.COM – ”Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang” (Luk. 12:37). Kata-kata Yesus sungguh benar. Itu jugalah tuntutan hidup seorang hamba. Dia harus selalu menjaga dirinya tetap prima. Dalam situasi dan kondisi apa pun, hamba harus dalam keadaan siaga. Kesiagaan itu digambarkan dengan ”hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala” (Luk. 12:35).
Sewaktu beristirahat, seorang hamba akan melonggarkan ikat pinggangnya. Namun ketika bekerja, pinggangnya harus tetap terikat agar tidak direpotkan oleh jubahnya—supaya dapat menanggapi semua perintah dengan cekatan.
Ungkapan ”pelita tetapmu menyala” memperlihatkan bahwa kualitas kerja yang dituntut dari seorang hamba baik siang maupun malam adalah sama. Hubungan hamba dan tuan tidak tergantung pada posisi matahari. Di mana pun posisi matahari, tuan tetap tuan dan hamba tetap hamba. Dengan kata lain, seorang hamba harus tetap ngeh, sadar diri bahwa dia seorang hamba.
Menarik disimak, kebahagiaan yang Yesus nyatakan kepada hamba-hamba yang siaga bukanlah karena mereka akan mampu melayani tuannya, tetapi karena Sang Tuanlah yang akan melayani mereka (Luk. 12:37). Hamba-hamba itu berbahagia bukan karena memiliki kesempatan melayani tuannya dengan baik—karena dalam keadaan siaga—tetapi karena Sang Tuan akan mengikat pinggang-Nya sendiri dan mempersilakan para hamba-Nya duduk makan. Kalau sudah begini, siapa yang menjadi tuan, dan siapa hamba?
Demikianlah nilai hakiki Kerajaan Allah: Sang Tuanlah yang melayani para hamba-Nya. Orientasi Sang Tuan adalah membahagiakan hamba-hamba-Nya. Itulah kepemimpinan yang melayani! Jika Sang Tuan saja mau melayani para hamba-Nya, bagaimana pula dengan kita—para hamba-Nya?
email: inspirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...