PM Inggris Peringatkan Warganya Waspada Ancaman ISIS
LONDON, SATUHARAPAN.COM – David Cameron, Perdana Menteri Inggris menyatakan bahwa militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dapat tumbuh cukup kuat untuk mengancam orang-orang di Inggris.
Di surat kabar Sunday Telegraph, Cameron menulis “respon kemanusiaan” untuk IS tidak cukup melainkan “respon keamanan yang ketat” juga diperlukan.
Isu ini muncul dari pernyataan salah satu pemimpin gereja yang menyatakan keprihatinan bahwa Inggris tidak memiliki pendekatan yang “koheren” untuk mengatasi ekstremisme Islam.
IS telah mengambil alih sebagian besar Irak Utara dan Suriah selama musim panas.
Ada juga laporan pembantaian Non-Muslim oleh kelompok Sunni ekstrem, yang berusaha untuk membangun sebuah negara Islam baru yang mencakup Irak dan Suriah.
Pasukan Kurdi, yang didukung oleh serangan udara AS, mengatakan mereka telah merebut kembali bendungan Mosul dari pejuang IS di Irak Utara pada Minggu (17/8). Pentagon mengatakan mereka telah menghancurkan 19 kendaraan IS dan sebuah pos pemeriksaan dekat bendungan.
Untuk menggambarkan peristiwa tersebut, PM Inggris memberi istilah dengan bahasa yang dalam seperti “pertempuran melawan ideologi beracun” dan “negara teroris di pantai Mediterania”.
Setelah satu pekan pesawat militer Inggris mengirim bantuan kemanusiaan, David Cameron menjelaskan bahwa tidak hanya melalui diplomasi, tetapi juga mengerahkan kekuatan dan aksi militer juga diperlukan untuk mengalahkan kelompok ekstrem tersebut.
Pembicaraan ini sangat sulit, tapi PM yang tinggal di Downing Street tersebut menegaskan ini bukan eskalasi. Departemen Pertahanan telah mengingatkan orang-orang Inggris untuk turut berperan dalam mendukung putaran terakhir serangan udara AS pada ISIS yang ditujukan di Irak Utara.
Pesan perdana menteri adalah Inggris yang merupakan rumah bagi berbagai latar belakang, akan menangkap orang-orang yang kedapatan berjalan dengan memakai atau membawa bendera IS. Hal itu dilakukan karena khawatir tentang warga Inggris yang telah pergi ke Suriah atau Irak untuk melakukan Jihad.
Negara Teroris
“Keamanan yang sesungguhnya hanya akan tercapai bila kita menggunakan semua sumber daya seperti bantuan, diplomasi dan kekuatan militer untuk membantu membawa dunia yang lebih stabil,” kata Cameron.
“Jika kita tidak bertindak membendung serangan gerakan teroris yang sangat berbahaya ini, gerakan ini akan tumbuh lebih kuat sampai kita menjadi target di jalanan Inggris.”
Dia memperingatkan bahwa jika IS mampu “mengukir khalifah yang disebutkan”, maka Inggris akan menghadapi negara teroris di pantai Mediterania dan berbatasan dengan anggota NATO.
Cameron menegaskan bahwa dia tidak melihat perang ini sebagai “perang melawan teror” tetapi sebagai “pertempuran antara Islam di satu sisi dan ekstremis yang ingin menyalahgunakan Islam di sisi lain”.
Mantan pemimpin Liberal Demokrat, Lord Ashdown mengatakan bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh Cameron adalah kurang bijaksana.
“Apa yang terjadi di dalam negeri, itu sangat penting. Tapi yang jauh lebih sulit dan penting adalah kami (pemerrintah) seharusnya menciptakan beberapa jenis kebijakan strategis tentang dibatasinya definisi pelebaran perang,” kata dia.
Awal tahun ini, Cameron memperingatkan bahwa para pejuang dari IS merencanakan serangan teror terhadap Inggris.
Kelompok ini diperkirakan telah merekrut 400 orang dari Inggris dan 69 diantaranya telah dicurigai melakukan kegiatan jihad di Suriah dan kini telah ditangkap oleh Inggris.
Pada akhir Juni tahun ini, IS menyatakan bahwa dia telah menciptakan sebuah kekhalifahan atau negara Islam yang membentang dari Aleppo di Suriah ke provinsi Diyala di Irak.
Kekerasan IS mengakibatkan sekitar 1,2 juta warga Irak pergi dari rumah mereka.
Seluruh masyarakat dari Yazidi dan Kristen terpaksa mengungsi di utara bersama dengan Syiah Irak yang bukan merupakan Muslim yang benar oleh IS. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...