PM Pakistan Sampaikan Alasan Mengizinkan Salat Berjamaah di Masjid Selama Ramadhan
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan alasan sebagai “negara yang merdeka”, sehingga terus mengizinkan salat berjamaah di masjid selama Ramadhan, meskipun negara-negara berpenduduk Muslim di seluruh dunia memutuskan menutupnya untuk mencegah penularan virus corona baru.
Pada hari Selasa (21/4) dia mengatakan, "Saya merasa sangat buruk ketika saya melihat polisi memukuli orang. Ramadhan adalah bulan ibadah, orang ingin pergi ke masjid. Apakah kita dengan paksa mengatakan kepada mereka untuk tidak pergi ke masjid? Dan jika mereka pergi, apakah polisi akan memenjarakan jamaah? Ini tidak terjadi dalam masyarakat yang merdeka. Dalam masyarakat yang merdeka (kita) membuat orang berkumpul. Dalam masyarakat yang merdeka, orang-orang menggunakan pikiran merdeka mereka dan kemudian memutuskan apa yang lebih baik untuk negara dan apa yang tidak."
Dia menegaskan bahwa bangsa itu "berjuang melawan virus corona bersama-sama". Perdana menteri juga mengklarifikasi bahwa pemerintah akan dipaksa untuk meninjau kembali keputusannya jika jamaah gagal mengikuti 20 pedoman yang disepakati oleh para ulama.
"Saya akan mendesak orang untuk salat di rumah, tetapi jika Anda ingin pergi ke masjid, ingatlah bahwa Anda harus mengikuti 20 poin itu," katanya dikutip situs berita Dawn. "Jika (poin-poin tersebut) tidak diikuti, dan jika virus ini menyebar melalui masjid mana pun pada Ramadhan, maka kita tidak akan punya pilihan, dan ini telah disepakati, untuk mengambil tindakan dan menutup (masjid)."
Kontak Orang Positif
Sementara itu, orang utama perdana menteri menangani COVID-19, Dr Faisal Sultan, mengatakan bahwa perdana menteri akan diuji untuk virus corona setelah melakukan kontak dengan Faisal Edhi, orang positif virus corona, pekan lalu.
Sultan juga mengungkapkan bahwa infeksi virus corona di Pakistan diperkirakan akan mencapai 12.000-15.000 orang pada akhir April, seperti yang diproyeksikan oleh para ahli pemerintah.
Memperhatikan bahwa 17 orang meninggal di negara itu pada hari Senin (20/4), ia mengatakan: "Situasi serius sedang berlangsung; kami secara komparatif berada dalam situasi yang lebih baik dan kami harus memeliharanya. Untuk mempertahankannya kita harus mengikuti standar prosedur operasi terutama untuk orang tua."
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...