PM: Pelaku Bom Ankara Kemungkinan Terkait NIIS
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Turki menyebutkan pelaku bom bunuh diri di Ankara pekan lalu selama beberapa bulan berada di Suriah, dan mereka diduga terkait dengan Daesh (sebutan unutk Negara Islam Irak dan Suriah / NIIS) atau militan Partai Pekerja Kurdi (PKK), partai yang dilarang di Turki.
"Kami sedang bekerja (menyelidiki) dua organisasi teroris, Daesh (NIIS) dan PKK, karena kami memiliki bukti mengenai pelaku bom bunuh diri itu berhubungan dengan Daesh, tetapi juga beberapa berhubungan dengan kelompok PKK," kata Davutoglu dalam sebuah wawancara di Istanbul, seperti dikutip Hurriyet Daily News.
Sementara itu, kantor berita Turki, Dogan, menyebutkan bahwa korban tewas bom bunuh diri pada 10 Oktober itu bertambah menjadi 106 orang, seperti disebutkan Organisasi Dokter Ankara, dalam sebuah pernyataan, hari Rabu (14/10).
Ditambahkan bahwa masih ada 89 orang korban yang menjalani perawatan di rumah sakit di Ankara, dan 20 dari mereka di unit perawatan intensif.
Pada hari Sabtu (12/10) Kantor Perdana Menteri Turki mengumumkan bahwa jumlah korban tewas sebanyak 97 orang.
Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, kepada Reuters, mengatakan bahwa beberapa tersangka diketahui menghabiskan beberapa bulan di Suriah. Dia juga mengatakan penyelidikan untuk mengetahui apakah intelijen dan keamanan telah gagal sehingga terjadi serangan bom itu.
Dia mengatakan intelijen Turki memilikim informasi bahwa militan PKK dan kelompok kiri, Front Tentara Revolusioner Pembebasan Rakyat (DHKP-C) yang mengklaim serangan terhadap konsulat Amerika Serikat di Istanbul pada bulan Agustus, telah dilatih sebagai pelaku bom bunuh diri di Irak utara dan dikirim ke Turki .
Davutoglu juga mengatakan bahwa Turki berhak mempertahankan diri terhadap risiko yang muncul dari Suriah akibat intervensi militer Rusia.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...