PM Thailand, Prayuth Chan-ocha, Umumkan Mundur dari Politik
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, mengumumkan pada hari Selasa (11/7) pengunduran dirinya dari politik, sembilan tahun setelah dia mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer, dan berjanji untuk tetap bertanggung jawab hanya untuk sementara.
Pengumumannya diperkirakan secara luas setelah partainya yang didukung militer, United Thai Nation, kalah dalam pemilihan 14 Mei, di mana partai itu hanya memenangkan 36 dari 500 kursi parlemen. Dia akan tetap menjadi perdana menteri sementara sampai pemerintahan baru terbentuk.
Mantan panglima militer, seorang royalis yang setia, memimpin junta hingga pemilu pada 2019 dan dipilih oleh parlemen untuk tetap menjadi perdana menteri selama empat tahun lagi, sebuah hasil yang menurut lawan-lawannya telah ditentukan sebelumnya.
Prayuth, 69 tahun, membantahnya dan pada hari Selasa mengatakan dia telah “mencapai banyak kesuksesan.”
“Saya sebagai perdana menteri telah bekerja keras untuk melindungi bangsa, agama, monarki demi kepentingan rakyat tercinta. Hasilnya saat ini berbuah untuk masyarakat,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Saya telah mencoba memperkuat negara di semua bidang untuk stabilitas dan perdamaian dan mengatasi banyak hambatan di dalam negeri dan internasional.”
Dalam sembilan tahun sejak kudetanya, Prayuth selamat dari berbagai tantangan melalui kasus pengadilan, suara kepercayaan DPR dan protes jalanan oleh lawan yang melihatnya sebagai seorang oportunis yang tidak memiliki mandat publik.
Pengumumannya datang saat parlemen baru bersiap untuk bersidang pada hari Kamis untuk mengadakan pemungutan suara tentang siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya, hasil yang jauh dari pasti. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...