Polda Jateng Sebut Kegiatan Pengukuran Tanah di Desa Wadas Berjalan Normal
Kasus bermula adanya pro dan kontra warga tentang penambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener, Purworejo.
PURWOREJO, SATUHARAPAN.COM-Pengukuran lahan milik warga di desa Wadas yang dilakukan petugas BPN (Badan Pertanahan Nasional) telah berjalan sesuai jadwal. Aktivitas warga disebutkan berjalan normal dan tidak tergambar situasi mencekam seperti yang digambarkan di sejumlah akun media sosial.
Kasus ini terkait rencana penambangan batu andesit untuk proyek pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Ada pro dan kontra warga tentang penambangan itu, ketika akan dilakukan pengukuran lahan milik warga pada hari Rabu (9/2). Namun Kapolda Jateng melalui Kabidhumas, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, menegaskan situasi berjalan normal. Keberadaan petugas tetap dstandby untuk mendampingi tim BPN Purworejo mengukur lahan warga.
“Dari ratusan bidang tanah, saat ini tinggal 50 bidang yang belum diukur. Sekitar 15 persen dari jumlah keseluruhan. Melihat progresnya, hari ini selesai,” kata Kabid Humas Polda Jateng.
Selain melakukan pendampingan pengukuran lahan, lanjutnya, petugas kepolisian juga melakukan aksi sosial dengan membagikan ratusan paket sembako pada warga.
Kades Wadas, Fachri, seperti nketerangan tertulis Polda Jateng menyebutkan, aktivitas warga berjalan normal, sejumlah warga dibantu petugas turut mendampingi tim BPN melakukan pengukuran.
“Aktifitas bertani masyarakat berjalan normal. Anak-anak juga bersekolah seperti biasa,” kata Fachri, saat mendampingi warga yang tanahnya diukur petugas BPN, hari Kamis, (10/02).
Dia menampik informasi yang beredar bahwa situasi di desa Wadas dikabarkan mencekam sejak kedatangan petugas yang mengukur lahan milik warganya. “Tidak ada gesekan antar warga yang sepakat dan yang kontra. Semua saling menghargai hak dan pendapat masing-masing,” kata Fachri.
Informasi Provokatif di Medsos
Tokoh agama Purworejo, Habib Hasan bin Agil Ba’bud, mengaku turut prihatin dengan adanya pemberitaan di media sosial yang tidak sesuai dengan kenyataan tentang kegiatan pengukuran lahan di desa Wadas.
Dia meminta masyarakat menyudahi miskomunikasi dan misinformasi yang berkembang di media sosial. Menurut dia, hal tersebut hanya akan merugikan masyarakat.
Ketua Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo di Purworejo, Muhammad Faqih Muqodam, juga menghimbau kepada masyarakat agar bisa menyaring berita yang hoaks dan yang asli. “Saya mengajak pada masyarakat khususnya dari Purworejo untuk tidak termakan berita-berita hoaks. Proyek pemerintah dalam membangun Bendungan Bener adalah untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Diharapkan kepada masyarakat agar jangan mau diadu domba dengan berbagai berita yang dipelintir demi kepentingan tertentu. “Berpandai-pandailah dalam menerima dan menyaring berita yang beredar karena kita hidup di era digitalisasi,” katanya.
Kabidhumas Polda Jateng mengatakan pihaknya amat prihatin dengan adanya akun-akun provokatif dan postingan hoaks tentang situasi Desa Wadas.
“Setiap saat kita patroli cyber menemukan sejumlah akun provokatif terkait perkembangan situasi Desa Wadas dan hasutan untuk menolak pembangunan proyek Bendungan Bener,” katanya.
Polda Jateng akan memproses penyebar kebencian pengelola akun-akun provokatif tersebut melalui jalur hukum.
“Diimbau agar para pelaku penyebar termasuk pengelola akun provokatif untuk menghentikan kegiatannya. Polri tidak segan untuk menindak pelaku penyebar kebencian dan pengelola akun provokatif,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...