Polisi Beragama Islam Ikut Terbunuh di Tragedi Charlie Hebdo
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Seorang polisi berusia 42 tahun beragama Islam, Ahmed Merabet, merupakan satu dari dua polisi yang terbunuh dalam serangan teroris ke kantor majalah Charlie Hebdo, yang terjadi Rabu (7/1) di Paris.
Dalam sebuah video yang merekam tragedi yang menyebabkan 12 orang kehilangan nyawa, Merabet terlihat dibunuh di sebuah tempat sepi di trotoar setelah memohon untuk tidak ditembak. Dia adalah salah seorang petugas patroli yang ditugaskan di jalan di sekitar kantor Charlie Hebdo.
Islam secara eksplisit mengutuk pembunuhan muslim lainnya. Namun, sebagaimana dilaporkan oleh Ivan Plis untuk Daily Caller, banyak kelompok-kelompok Islam, termasuk di Prancis, membenarkan serangan membabi buta terhadap sesama orang percaya dengan mengklaim bahwa mereka yang hidup di Barat, jika tidak membela kepentingan kelompok mereka, dianggap mengkhianati Islam yang sesungguhnya dan karena itu murtad.
Muslim tercatat 5 sampai 10 persen dari populasi Perancis, dibandingkan dengan kurang dari 1 persen di Amerika Serikat.
Menurut Juan Cole, seorang intelektual yang menurunkan tulisannya setelah Serangan Charlie Hebdo, "Muslim Prancis mungkin adalah peninggalan budaya Muslim paling sekuler di dunia."
Ia menambahkan Al-Qaida telah mencoba untuk mendapatkan keuntungan dengan memprovokasi "Perancis non-Muslim untuk menjadi jijik terhadap Muslim dengan alasan bahwa mereka adalah Muslim. "
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...