Polisi Prancis Tangkap 21 Orang Terkait Skandal Daging Kuda pada Makanan
PRANCIS, SATUHARAPAN.COM - Polisi Prancis hari Senin (16/12) menangkap 21 orang terkait adanya tuduhan tentang daging kuda yang digunakan untuk membantu menghasilkan serum anti rabies, dan daguing kuda itu ditemuka di antar daging sapi.
Kasus ini memicu kekhawatiran tentang masalah kesehatan, tetapi jaksa setempat dengan cepat mengatasi ketakutan itu dan mengatakan tidak ada bukti daging itu berbahaya, sesuai hasil tes toksikologi.
Kasus ini merupakan buntut dari ketakutan di seluruh Eropa awal tahun ini ketika daging kuda ditemukan dalam jutaan produk makanan yang disebutkan hanya mengandung daging sapi.
Penangkapan itu dilakukan di berbagai lokasi di Prancis Selatan setelah diketahui ada 200 ekor kuda, termasuk 60 ekor miliki oleh raksasa farmasi Sanofi, dibawa ke penjagalan hewan dengan memalsukan dokumen, kata satu sumber polisi kepada AFP.
Lebih dari 100 petugas terlibat dalam penggerebekan di beberapa kantor Sanofi dan di berbagai tempat pemotongan hewan, termasuk satu di Gerona, di Spanyol bagian utara.
Di antara mereka yang ditahan adalah empat dokter hewan dan 13 dealer daging, termasuk salah satu yang berbasis di Narbonne, Prancis barat daya. Dia diduga menjadi biang keladi dari perdagangan gelap, kata jaksa dan sumber polisi. Seorang yang memalsukan sertifikat kesehatan kuda juga terlibat.
Pembuatan Serum
Brice Robin, jaksa di kota Marseille yang menangani kasus ini, mengatakan, Sanofi menjual hewan kepada dealer kuda, dan melakukannya dengan cara yang sepenuhnya legal. Perusahaan obat mengatakan pihaknya bekerja sama untuk penyelidikan itu, dan menyebut kecil kemungkinan menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.
Dikatakan bahwa kuda tersebut digunakan untuk diambil darahnya dalam pembuatan serum untuk tetanus dan rabies, dan binatang itu tidak pernah digunakan untuk pengujian obat. Dalam sertifikat penjualan disebutkan bahwa kuda tersebut tidak untuk produk makanan sebagai langkah pencegahan, tetapi bukan karena ada bahaya, katas dia.
Hari Senin, Menteri Urusan Konsumen, Benoit Hamon, mengingatkan bahwa kasus ini berpotensi lebih mengkhawatirkan daripada skandal pelabelan, yang terkait perusahaan Prancis, Spanghero. "Ini berbeda. Dalam hal ini, mungkin ada masalah kesehatan," kata Hamon para Radio RTL.
Tapi Robin mengatakan bahwa sama sekali tidak ada bukti melalui tes toksikologi bahwa hewan-hewan tersebut yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Makan daging kuda memang dianggap sebagai tabu di beberapa negara Eropa, terutama Inggris. Namun masih dikonsumsi di Belgia, Prancis, Spanyol dan Italia, meskipun konsumsi dalam jangka panjang terus penurunan. (AFP)
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...