Polisi Tangkap 719 Orang Kerusuhan Prancis
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Kerusuhan di Prancis sedikit mereda tadi malam ketika puluhan ribu polisi dikerahkan ke berbagai kota setelah pemakaman seorang remaja yang tewas ditembak polisi, kata kementerian dalam negeri pada Minggu (2/7).
Polisi diterjunkan ke jalan-jalan untuk menjaga ketertiban setelah Nahel dimakamkan. Remaja 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko itu ditembak oleh seorang polisi saat pemeriksaan lalu lintas pada Selasa di kawasan pinggiran Paris, Nanterre.
Setelah penembakan itu, para perusuh tidak hanya membakar mobil dan angkutan umum serta menjarah toko, tetapi juga mengincar gedung-gedung yang dianggap mewakili negara Prancis, seperti balai kota, kantor polisi, dan sekolah.
Kemendagri Prancis mengatakan 719 orang ditangkap pada Sabtu (1/7) malam, lebih sedikit dari 1.311 pada malam sebelumnya dan 875 pada Kamis malam.
Menurut kementerian itu, 45.000 polisi dan ribuan pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
"Tindakan mereka membuat malam menjadi lebih tenang," kata kementerian tersebut di akun resminya di Twitter.
Kerusuhan terbesar tadi malam terjadi di Marseille, di mana polisi dengan gas air mata bentrok dengan para pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam.
China dan beberapa negara Barat telah memperingatkan warga mereka di Prancis untuk tetap waspada.
Konsulat Jenderal China telah mengajukan keluhan resmi kepada Prancis setelah pada Kamis jendela bus yang mengangkut rombongan turis China pecah dan menyebabkan luka ringan, kata Kantor Urusan Konsuler China pada Minggu.
Di Paris, keamanan ditingkatkan di jalan Champs Elysees yang terkenal setelah muncul seruan di media sosial agar orang-orang berkumpul di sana.
Jalan yang biasanya dibanjiri wisatawan itu dijaga ketat oleh pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan secara acak. Toko-toko ditutup pemiliknya dengan papan untuk mencegah aksi perusakan. Beberapa bentrokan sporadis terjadi di pusat kota.
Kepolisian setempat mengatakan enam gedung umum rusak dan lima polisi terluka dalam bentrokan semalam. Sebanyak 315 orang ditangkap di ibu kota Prancis itu.
Rumah Vincent Jeanbrun, Wali Kota L'Hay-les-Roses, di pinggiran Paris dijarah, istri dan anak-anaknya jadi sasaran massa. Jaksa setempat mengatakan penyelidikan telah dibuka terhadap upaya pembunuhan.
Kerusuhan juga terjadi di Kota Mediterania Nice dan Kota Strasbourg.
Presiden Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman, yang rencananya dimulai pada Minggu, untuk menangani krisis terburuk di era kepemimpinannya sejak protes "Rompi Kuning" yang melumpuhkan sebagian besar Prancis pada akhir 2018.
Pada pemakaman Nahel, ratusan orang antre memasuki masjid besar Nanterre. Relawan dengan rompi kuning berjaga-jaga, sedangkan puluhan warga menyaksikan dari seberang jalan.
Polisi, yang disebut jaksa mengaku menembak mati Nahel, ditahan untuk penyelidikan formal atas pembunuhan disengaja.
Pengacaranya, Laurent-Franck Lienard, mengatakan kliennya bermaksud menembak kaki Nahel tetapi terbentur saat mobil melaju, sehingga tembakannya mengenai dada. (Reuters)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...