Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:39 WIB | Sabtu, 29 Maret 2025

Polisi Turki Gunakan Kekerasan pada Pengunjuk Rasa di Universitas di Ankara

Polisi gunakan semprotan merica, peluru karet, dan meriam air, berpotensi memicu ketegangan dalam protes anti pemerintah terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade.
Orang-orang menyalakan lampu ponsel selama protes terhadap penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, di Istanbul, Turki, hari Selasa, 25 Maret 2025. (Foto: Reuters)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Polisi Turki menggunakan semprotan merica, peluru karet, dan meriam air terhadap pengunjuk rasa di ibu kota Turki pada Kamis (28/3) dini hari, yang berpotensi memicu kembali ketegangan setelah dua hari relatif tenang dalam protes antipemerintah terbesar di negara itu dalam lebih dari satu dekade.

Demonstrasi dimulai pekan lalu setelah penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, pesaing utama Presiden Recep Tayyip Erdogan. Imamoglu, yang dipenjara atas tuduhan korupsi yang oleh banyak orang dianggap bermotif politik, juga dituduh mendukung terorisme.

Pemerintah bersikeras bahwa lembaga peradilan bersifat independen, tetapi para kritikus mengatakan bukti-bukti yang ada didasarkan pada saksi-saksi rahasia dan kurang kredibel.

Hari Kamis pagi, para demonstran mahasiswa mencoba berbaris dan berkumpul untuk membacakan pernyataan di dekat gerbang Universitas Teknik Timur Tengah, menurut laporan penyiar pro oposisi Halk TV dan media lokal.

Mereka dihadang oleh pasukan keamanan yang menggunakan semprotan merica, meriam air, dan peluru karet. Kebuntuan terjadi saat para mahasiswa bersembunyi di balik barikade yang terbuat dari tong sampah hingga polisi menyerbu untuk menahan para pengunjuk rasa.

Melih Meric, seorang legislator dari Partai Rakyat Republik atau CHP, terlihat basah kuyup dengan air dan terkena semprotan merica. "Teman-teman mahasiswa saya hanya ingin membuat pernyataan pers, tetapi polisi dengan tegas tidak mengizinkannya, ini hasilnya," kata Meric dalam video media sosial.

Para pejabat belum mengatakan berapa banyak orang yang ditahan.

Ozgur Ozel, pemimpin CHP tempat Imamoglu bernaung, telah berjanji kepada para anggota parlemen untuk berdiri bersama para pengunjuk rasa dengan harapan dapat meredakan ketegangan. Ia juga memperingatkan bahwa jika polisi memprovokasi para demonstran setelah ia menyampaikan pidato pada hari Selasa (25/3), ia akan "memanggil 500.000 orang untuk (datang ke) tempat yang paling mengganggu" Erdogan.

Menteri Dalam Negeri, Ali Yerlikaya, mengatakan pada hari Rabu (26/3) bahwa 1.418 orang telah ditahan dalam sepekan terakhir terkait dengan protes tersebut.

Demonstrasi telah melanda kota-kota besar, ratusan ribu orang datang untuk protes dan unjuk rasa CHP di luar balai kota Istanbul. Saluran air bersejarah di dekat balai kota menjadi tempat pertikaian harian antara polisi dan demonstran yang berakhir dengan serangan polisi dengan semprotan merica, peluru karet, dan penahanan di penghujung hari.

Protes besar lainnya diadakan di distrik Kadikoy dan Sisli, tempat seorang wali amanat pemerintah ditunjuk setelah penangkapan wali kotanya pekan lalu, pada hari Selasa dan Rabu saat ribuan pengunjuk rasa berbaris melalui lingkungan tersebut sementara penduduk bersandar di jendela dan balkon, bertepuk tangan dan memukul panci dan wajan sebagai bentuk dukungan.

Erdogan menuduh oposisi "menenggelamkan ekonomi" dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kerusakan stabilitas keuangan akan "diminta pertanggungjawaban."

Oposisi menyerukan boikot perusahaan yang menurutnya mendukung pemerintah Erdogan. Presiden Turki menuduh oposisi "begitu putus asa sehingga mereka akan melemparkan negara dan bangsa ke dalam api."

Sementara itu, Imamoglu, berbicara dari penjara melalui media sosial, mengecam kekerasan polisi terhadap pengunjuk rasa, "Saya tidak bisa menyebut mereka polisi karena polisi saya yang terhormat tidak akan melakukan kekejaman ini kepada anak-anak muda bangsa ini," katanya.

Turki tidak akan menyelenggarakan pemilihan umum lagi hingga tahun 2028, tetapi ada kemungkinan Erdogan akan menyerukan pemungutan suara awal untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi.

Imamoglu telah dikonfirmasi sebagai kandidat untuk CHP dan tampil baik dalam jajak pendapat baru-baru ini melawan Erdogan. Pemilihannya sebagai wali kota kota terbesar di Turki pada tahun 2019 merupakan pukulan telak bagi Erdogan dan partainya. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home