Polri: 20 Persen TPS Dikategorikan Rawan
MEDAN, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Republik Indonesia mengategorikan sekitar 20 persen tempat pemungutan suara dalam Pemilihan Umum tahun 2014 rawan terhadap berbagai bentuk pelanggaran.
"Dari 545.072 TPS yang ada, sekitar 20 persen rawan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol boy Rafli Amar dalam dialog "Media, Pemilu, dan Potensi Konflik" di Medan, Senin (7/4).
Menurut Boy Rafli, jumlah lokasi TPS yang rawan itu tersebar di berbagai provinsi, mulai Aceh, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua, hingga sejumlah daerah di Kalimantan.
Selain karena adanya konflik sosial, potensi kerawanan itu juga disebabkan kondisi geografis yang membuat sulitnya pemantauan terhadap aktivitas di TPS tersebut.
"Jadi, dari analisa yang dilakukan, hanya sekitar 80 persen TPS saja yang aman," katanya.
Dari pemetaan lokasi, Polri menetapkan sejumlah kebijakan dalam pengamanan TPS, mulai dari penentuan jumlah personel hingga persiapan petugas cadangan.
Untuk TPS yang dikategorikan aman, Polri akan menerapkan kebijakan dua personel untuk menjaga lima TPS yang dibantu unsur masyarakat lainnya.
"Sedangkan untuk TPS yang dikategorikan rawan diberlakukan penempatan satu personel untuk mengawasi satu TPS," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Kemudian, kata dia, Polri juga menyiapkan satuan cadangan di setiap polres dan polsek yang dapat dikerahkan jika terjadi hal-hal yang mendesak.
Namun tidak tertutup kemungkinan jika Polri juga akan memberlakukan pengerahan personel dari satuan wilayah lain yang kondisinya aman ke daerah yang membutuhkan.
"Contohnya, ke Medan akan didatangkan personel dari Deliserdang," kata Boy Rafli.
Boy Rafli Amar mengatakan sejak H-1 sebelum pencoblosan yakni 8 April 2014, anggota Polri yang bertugas mengamankan TPS sudah ditugaskan untuk menjaga TPS.
Lain lagi dengan keberadaan unsur TNI yang selalu siaga dan siap membantu jika terjadi kondisi yang membutuhkan peranan institusi pertahanan negara tersebut.
"Mulai dari peleton hingga satu batalyon, tetapi sesuai dengan kondisi lapangan," ujarnya.
Sementara sebanyak 1.906 personel kepolisian Polda Metro Jaya pada Senin (7/4) pagi mengadakan latihan simulasi pengamanan pemungutan suara di lapangan Ditlantas Polda Metro Jaya.
Mereka merupakan gabungan dari BKO anggota Polda Metro Jaya dan BKO Mabes Polri, yang selanjutnya akan berjaga di TPS yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. (Ant/setkab.go.id)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...