Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Aninda Cakrawarti 11:52 WIB | Rabu, 10 Juli 2024

Populasi Buaya di Australia Tidak Boleh Melebihi Populasi Manusia

Jumlah buaya tidak bisa melebihi jumlah populasi di wilayah Australia di mana seorang gadis dibunuh, kata pemimpinnya.
Gambar yang diambil dari video yang disediakan AuBC ini menunjukkan sebagian kawasan di Palumpa, Australia, Kamis, 4 Juli 2024, di mana seorang gadis dilaporkan hilang pada Selasa setelah ia pergi berenang. Jumlah buaya di Wilayah Utara Australia harus dipertahankan atau dikurangi dan tidak boleh melebihi populasi manusia, kata pemimpin wilayah tersebut setelah seorang gadis berusia 12 tahun terbunuh saat berenang. (Foto: AuBC via AP)

DARWIN, SATUHARAPAN.COM-Populasi buaya di Wilayah Utara Australia harus dipertahankan atau dikurangi dan tidak boleh melebihi populasi manusia, kata pemimpin wilayah tersebut setelah seorang gadis berusia 12 tahun terbunuh saat berenang.

Populasi buaya telah melonjak di wilayah tropis Australia bagian utara sejak buaya tersebut menjadi spesies yang dilindungi berdasarkan undang-undang Australia pada tahun 1970-an, meningkat dari 3.000 ekor ketika perburuan dilarang menjadi 100.000 ekor saat ini. Northern Territory berpenduduk lebih dari 250.000 orang.

Kematian gadis tersebut terjadi beberapa pekan setelah wilayah tersebut menyetujui rencana 10 tahun pengelolaan buaya, yang mengizinkan pemusnahan reptil di tempat-tempat berenang yang populer, namun tidak dapat dilakukan lagi pemusnahan massal.

Buaya dianggap sebagai ancaman di sebagian besar perairan di Northern Territory, namun wisata dan peternakan buaya merupakan pendorong ekonomi utama.

“Kita tidak bisa membiarkan populasi buaya melebihi populasi manusia di Northern Territory,” kata Ketua Menteri, Eva Lawler, kepada wartawan pada hari Kamis (4/7), menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC). “Kita perlu mengendalikan jumlah buaya kita.”

Dalam serangan mematikan pekan ini, gadis tersebut menghilang saat berenang di sungai dekat komunitas Pribumi Palumpa, di barat daya ibu kota wilayah tersebut, Darwin. Setelah pencarian intensif, jenazahnya ditemukan di aliran sungai di mana dia menghilang dengan luka-luka yang mengkonfirmasi adanya serangan buaya.

Northern Territory mencatat kematian 15 orang dalam serangan buaya antara tahun 2005 dan 2014, dan dua lagi pada tahun 2018. Karena buaya air asin dapat hidup hingga 70 tahun dan tumbuh sepanjang hidup mereka – panjangnya mencapai tujuh meter (23 kaki) – maka proporsi buaya besar juga meningkat.

Lawler, yang mengatakan kematian tersebut “memilukan,” mengatakan kepada wartawan bahwa 500.000 dolar Australia (US$337.000) telah dialokasikan dalam anggaran Northern Territory untuk pengelolaan buaya pada tahun mendatang.

Pemimpin oposisi di wilayah tersebut, Lia Finocchiaro, mengatakan kepada wartawan bahwa diperlukan lebih banyak investasi, menurut NT News.

Kematian gadis tersebut “mengirimkan pesan bahwa Wilayah ini tidak aman dan selain masalah hukum dan ketertiban serta kejahatan, yang tidak kita perlukan adalah berita utama yang lebih buruk,” katanya.

Profesor Grahame Webb, seorang ilmuwan buaya terkemuka di Australia, mengatakan kepada AuBC bahwa diperlukan lebih banyak pendidikan masyarakat dan pemerintah harus mendanai kelompok penjaga hutan Pribumi dan melakukan penelitian tentang pergerakan buaya.

“Jika kita tidak tahu apa yang mungkin dilakukan buaya, kita akan tetap menghadapi masalah yang sama,” katanya. “Pemusnahan tidak akan menyelesaikan masalah.”

Upaya terus dilakukan untuk menjebak buaya yang menyerang gadis itu, kata polisi pada Kamis. Buaya air asin bersifat teritorial dan pelakunya kemungkinan besar akan tetap berada di perairan terdekat. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home