Prancis Akui Tewasnya Militan Islam, Pesta Kembang Api Batal
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Perancis menyampaikan konfirmasi tentang tewasnya militan Islam Perancis, Charaffe el Mouadan, yang memiliki hubungan dekat dengan setidaknya salah satu pelaku serangan Paris yang disebut mengkoordinasi orang-orang bersenjata pada serangan 13 November.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian, hari Rabu (30/12) mengatakan kepada wartawan, "Ya, saya bisa mengkonfirmasikan" kematian Mouadan, tapi dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Pada hari Selasa, Pentagon mengumumkan Mouadan telah tewas dalam serangan oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat pada 24 Desember.
Sumber di Prancis mengatakan, tidak ada bukti langsung yang menghubungkan secara langsung Mouadan untuk serangan Paris, tetapi mengatakan bahwa dia dekat dengan Samy Amimour, salah satu pelaku bom bunuh diri yang menyerang tempat musik Bataclan di ibu kota Prancis.
Juru bicara militer AS yang berbasis di Baghdad, Kolonel Steve Warren, mengatakan bahwa Mouadan, 26 tahun, juga memiliki "hubungan langsung" dengan Abdelhamid Abaaoud, pemimpin sel serangan Paris.
Menurut informasi yang diperoleh AFP dari penyelidikan, orang-orang bersenjata dikoordinasi dalam serangan melalui telepon dan juga berkomunikasi di natara mereka melalui apa yang lebih dikenal sebagai kaki di Belgia.
Salah satu pria bersenjata di Bataclan mengirim pesan teks pada pukul 20: 42 GMT ke telepon di Belgia yang berbunyi: "We're off. We're starting."
Telepon yang digunakan untuk mengirim pesan ini ditemukan di tempat sampah di dekat tempat konser.
Pesta Kembang Api Batal
Sementara itu, polisi Belgia menahan satu orang untuk ditanyai atas serangan Paris. Orang yang tidak disebutkan itu ditangkap dalam pencarian di lingkungan bermasalah di Brussels, sebelah Molenbeek.
Serangan di stadion nasional Prancis, bar dan kafe Bataclan di Paris pada 13 November mengakibatkan 130 orang tewas dan ratusan luka-luka.
Serangan itu diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), dan munculnya peringatan serangan teror di Brussels menyebabkan kegelisahan di Eropa menjelang perayaan malam tahun baru.
Paris membatalkan pesta kembang api, meskipun acara di Champs Elysees akan tetap berjalan dengan penjagaan keamanan yang sangat ketat.
Hari Rabu, wali kota Brussels mengumumkan bahwa perayaan dan pesta kembang api Tahun Baru dibatalkan karena ada ancaman teror.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...