Prancis: Deklarasi G-20 Bukan Kemenangan Diplomasi Rusia
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan pada hari Minggu (10/9) bahwa G-20, yang didirikan untuk menyelesaikan masalah ekonomi internasional dan bukan masalah politik, bukanlah tempat untuk mengharapkan kemajuan diplomatik dalam perang di Ukraina.
Namun dia menambahkan bahwa deklarasi para pemimpin G-20 pada pertemuan akhir pekan bukanlah kemenangan diplomatis bagi Rusia, yang terisolasi dari pertemuan puncak tersebut.
Deklarasi tersebut, yang diadopsi pada hari Sabtu (9/9), tidak mengutuk Rusia atas konflik di Ukraina namun menyoroti penderitaan manusia yang disebabkan oleh kekerasan tersebut, dan menyerukan semua negara untuk tidak menggunakan kekerasan untuk merebut wilayah tersebut.
“G-20 ini sekali lagi menegaskan isolasi Rusia. Saat ini, mayoritas anggota G-20 mengutuk perang di Ukraina dan dampaknya,” kata Macron pada konferensi pers setelah upacara penutupan KTT.
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menyebabkan gejolak ekonomi di seluruh dunia.
Namun Moskow menyebut tindakan tersebut sebagai “operasi militer khusus” dan menyangkal melakukan kekejaman apa pun.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak menghadiri KTT G-20 yang berlangsung dua hari di New Delhi, dan malah mengirim Menteri Luar negeri, Sergei Lavrov, untuk ambil bagian dalam pertemuan tersebut.
Lavrov, pada konferensi pers pada hari Minggu pagi, mengatakan bahwa Rusia berhasil memastikan agenda KTT G-20 di New Delhi tidak dibayangi oleh konflik Ukraina, dan menyebut pertemuan tersebut sebagai “sukses.”
Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa deklarasi tersebut “tidak ada yang bisa dibanggakan.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...