Prancis Identifikasi Warganya di Video Pemenggalan
SATUHARAPAN.COM - Otoritas Prancis mengidentifikasi salah satu orang yang terlihat dalam video kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (dulu dikenal dengan ISIL), yang memuat cuplikan pemenggalan seorang tenaga medis asal Amerika Serikat (AS), Peter Kassig, dan 12 personel militer Suriah, sebagai warga negaranya.
Pembunuhan Kassig dan pemenggalan personel militer dalam video memicu kemarahan global.
Pemenanggalan tersebut merupakan serangkaian kekejaman terbaru yang dilakukan NIIS, yang kini menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Dalam video tersebut, orang-orang Suriah terlihat berlutut di tanah sebelum algojo memenggal kepala mereka.
"Video ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi salah satu dari para jihadis sebagai warga negara Prancis, Maxime Hauchard," kata Jaksa Paris, Frederic Molins kepada wartawan, Senin (17/11).
"Ada kemungkinan ada orang Prancis kedua, tetapi terlalu dini untuk mengatakan."
"Salah satu penghubung Hauchard telah ditangkap di Prancis pekan lalu dan didakwa dengan pelanggaran terorisme," kata Molins, sambil menambahkan, dia dikenal intelijen setelah dua kali bepergian ke Mauritania untuk menghadiri pusat Salafi Alquran.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve sebelumnya mengatakan, analis dinas keamanan memberitahukan Hauchard, 22 tahun, mualaf dari wilayah Normandia, merupakan salah satu yang membawa tahanan ISIL ke tempat pemenggalan.
Ribuan pejuang asing, termasuk dari Barat, berbondong-bondong menuju Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIL.
Diwawancarai stasiun TV Prancis, BFM via Skype, Juli lalu, Hauchard mengatakan, memutuskan bergabung dengan ISIL setelah menonton video online.
"Tujuan pribadi semua orang di sini, (menjadi) syahid (martir). Itu adalah hadiah terbesar," katanya.
Kassig, yang mengubah namanya menjadi Abdul-Rahman setelah masuk Islam, ditangkap tahun lalu, dan merupakan sandera asal Barat kelima yang dipenggal ISIL setelah dua wartawan AS dan dua pekerja bantuan Inggris.
AS, yang memimpin koalisi dan dibantu pemberontak Suriah yang didukung Barat, pejuang Kurdi, serta militer Irak, menargetkan serangan udara ke kelompok Negara Islam di utara Suriah.
AS mengumumkan total 31 serangan udara telah dilakukan antara 14-17 November terhadap sasaran kelompok Negara Islam. (aljazeera.com)
Editor : Sotyati
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...