Prancis: Kudeta Gagal Turki Jangan untuk Bungkam Lawan
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault memperingatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar tidak menggunakan upaya kudeta gagal di negaranya sebagai “cek kosong” untuk membungkam lawannya.
“Penting untuk mengecam kudeta di Turki. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan,” kata Ayrault kepada televisi France 3 hari Minggu (17/7).
Namun, dia juga memperingatkan agar Erdogan tidak menggunakan pemberontakan gagal tersebut sebagai dalih untuk mengekang pihak lawan.
“Kami ingin aturan hukum berlaku dengan benar di Turki,” ujar Ayrault, memperingatkan: “Ini bukan cek kosong untuk Erdogan.”
Pandangan serupa disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz, yang mengatakan Erdogan jangan “menyalahgunakan” kudeta sebagai “kekuasaan penuh untuk melakukan apa pun yang dia inginkan.”
Komentar mereka dikeluarkan saat otoritas Turki terus melakukan tindakan keras atas kudeta tersebut, menangkap lebih dari 6.000 orang yang dituduh terlibat dalam pemberontakan atau mendukung perencana kudeta itu. Di antaranya sebanyak 2.745 hakim dan lebih dari 2.800 tentara Turki termasuk penasihat militer Erdogan.
Sementara itu Pemerintah Turki mengambil langkah-langkah darurat terbaru di Istanbul. Sebanyak 1.800 polisi tambahan dikerahkan di Istanbul dan diperintahkan untuk menembak jatuh helikopter tanpa perlu diberi peringatan sebelumnya, media lokal melaporkan pada hari Senin (18/7), mengutip sumber polisi yang diberitakan kantor berita Rusia, Sputnik.
Pasukan khusus juga dikerahkan di lokasi-lokasi strategis kota sedangkan senjata berat militer sudah disiagakan di kota Istanbul, kata kantor berita negara Anadolu. Langkah darurat diambil setelah sedikitnya tiga helikopter yang dibajak terbang di atas Istanbul.
Setidaknya ada 42 helikopter telah hilang usai terjadinya kudeta. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya upaya kedua penggulingan pemerintah Erdogan. (AFP)
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...