Presiden Aljazair Dilantik di Tengah Protes Rakyat
ALJIR, SATUHARAPAN.COM-Setelah delapan bulan tanpa kepala negara, Aljazair mengambil sumpah presiden barunya, Abdelmadjid Tebboune, pada hari Kamis (19/12), sepekan setelah pemilihan yang ditolak oleh gerakan protes massa. Para pemrotes menuduh pemilihan sebagai sebuah sandiwara yang dirancang untuk menjaga elite penguasa lama tetap berkuasa.
Elite yang memerintah berharap pelantikan Abdelkader Tebboune memungkinkan negara yang kaya gas itu untuk menghentikan 10 bulan protes rakyat yang telah meragukan legitimasi mereka dan menghambat ekonomi.
Tebboune, seorang mantan perdana menteri berusia 74 tahun yang dianggap dekat dengan panglima militer Aljazair yang kuat, terpilih pekan lalu dengan 58 persen suara dalam pemilihan yang diboikot oleh anggota gerakan protes damai negara itu.
Dia telah berjanji untuk menjangkau harapan para pengunjuk rasa dan untuk memerangi korupsi, masalah utama di negara di Afrika itu. Tebboune mewarisi negara dengan populasi besar kaum muda yang kecewa dengan pengangguran dan penguasa yang tidak tersentuh, dan banyak sekali tantangan ekonomi.
Para pengunjuk rasa mengusir pendahulu Tebboune, Abdelaziz Bouteflika, pada bulan April setelah 20 tahun berkuasa. Dan sekarang mereka menginginkan struktur kekuasaan yang sama sekali baru. Mereka menolak pemilihan karena diselenggarakan oleh elite politik lama di Aljazair.
Aljazair tetap menjadi sekutu utama kekuatan Barat yang memerangi terorisme di wilayah itu, dan pejabat asing diharapkan menghadiri pelantikan hari Kamis di istana presiden ibu kota, Aljir.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...