Presiden Brasil, Dilma Rousseff, Makin Dekat Dilengserkan
BRASIL, SATUHARAPAN.COM – Presiden Brasil, Dilma Rousseff, makin terdesak dan mendekati dipecat (impeachment) dari jabatannya setelah hari Rabu (13/4), makin banyak sekutu yang meninggalkannya dalam melawan upaya pelengerannya.
Pemimpin Brasil berusia 68 tahun itu mendekati lengser dalam krisis politik dan ekonomi yang menggoncang negara terbesar di Amerika Latin itu. Ini terjadi kurang dari empat bulan sebelum Brasil menjadi tuan rumah Olimpiade.
Tekanan meningkat setelah dua blok di koalisi Rousseff mengumumkan mereka akan memilih untuk mendakwanya, dan dia membatalkan penampilannya di upacara menyalakan api Olimpiade pada hari Rabu itu.
Jumlah anggota parlemen yang akan kembali dalam gerakan melawan dia pada sidang di majelis rendah, pekan mendatang yang akan membahas apakah impeachment akan dijatuhkan pada Rousseff.
Jajak pendapat yang dipublikasikan di media Brasil menunjukkan partai oposisi mendekati dukungan 342 suara yang dibutuhkan untuk menyetujui gerakan impeachment dan mengirimkannya ke Senat untuk suara lebih lanjut.
Surat kabar terkemuka di Brasil, O Estado de Sao Paulo, hari Rabu menghitung bahwa jumlah anggota parlemen yang telah memutuskan untuk mendukung impeachment telah meningkat menjadi 302, tapi masih ada puluhan yang belum menyatakan posisi.
Dua Partai Membelot
Para pengamat mengatakan pembelotan pada hari Selasa oleh dua sekutu utama Rousseff, Partai PP dan PRB yang memiliki 69 anggota di parlemen, misa mendorong ke arah impeachment.
"Jika semua partai yang jumlah anggotanya sedang meninggalkan dia, Rousseff tidak akan memiliki cara untuk bertahan dari impeachment," kata pakar politik, David Fleischer dari Brasilia University seperti dikutip AFP.
Salah satu sekutu koalisi yang tersisa bagi Rousseff adalah Partai PSD yang beranggota 36 orang, dan akan mengadakan pertemuan di Brasilia untuk memutuskan posisinya.
Partai lain, PR yang memiliki 40 kursi, dijadwalkan bertemu pada hari Kamis ini. Kedua partai masih mengambang dalam menetapkan suara untuk Rousseff dalam Kongres yang beranggota 513 orang.
Kasus Manipulai Keuangan
Rousseff berada dalam upaya berat dalam menyelamatkan jabatan kepresidenannya atas tuduhan bahwa dia secara ilegal dimanipulasi rekening pemerintah untuk menutupi efek dari resesi selama tahun 2014, ketika dia dipilih kembali.
Pada hari Selasa dia mencap Wakil Presiden, Michel Temer, sebagai pengkhianat dan perancang kudeta setelah rekaman audionya bocor di mana dia tengah berlatih pidato jika dia akhirnya Rousseff dilengserkan.
"Topeng konspirator 'telah terbongkar," katanya. "Kita hidup di zaman yang aneh dan mengkhawatirkan, waktu kudeta, dan berpura-pura, dan pengkhianatan kepercayaan."
Brasil Makin Terpuruk
Para pengunjuk rasa pro dan kontra Rousseff telah menyerukan demonstrasi pada akhir pekan ini di Brasilia. Pasukan keamanan telah memasang pagar untuk melindungi gedung-gedung pemerintah dari gangguan yang mungkin terjadi.
Anggota parlemen yang belum mendeklarasikan posisi mereka menghadapi lobi yang sengit, termasuk dari sekutu tingkat tinggi Rousseff dan presiden sebelumnya, Luiz Inacio Lula de Silva.
Tapi Lula juga menghadapi tekanan di mana pengadilan menangguhkan pengangkatannya sebagai kepala staf Rousseff untuk kasus korupsi terhadap dirinya.
Sistem politik Brazil telah lumpuh oleh skandal korupsi besar di perusahaan minyak milik negara, Petrobras. Tuduhan ditujukan pada Lula terkait dengan kasus itu.
Banyak pihak menyebutkan negara ini telah tenggelam ke dalam resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir.
"Wakilnya berpikir tentang peluang terpilih kembali" dalam pemilu berikutnya, yang dijadwalkan pada 2018, kata Fleischer. Dan pendukung Rousseff sangat berisiko secara politis karena popularitasnya akan anjlok begitu dalam.
Jika dua per tiga anggota Malejis Rendah bergerak maju untuk gerakan impeachment, maka Senat kemudian harus mengadakan pemungutan suara mengenai apakah akan mengadakan sidang impeachment.
"Di Senat itu akan lebih sulit untuk menghentikan upaya impeachment, karena PMDB (Partainya Wapres Temer) adalah yang terkuat di sana," kata Michael Freitas Mohallem, seorang analis politik di Getulio Vargas Foundation, Rio de Janeiro seperti dikutip AFP.
Pasar keuangan menghadapi pertaruhan terhadap Rousseff, dengan harga saham di Brasil menurun dan ada yang berpeluang diberhentikan.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...