Presiden Irak Kunjungi Raja Abdullah di Riyadh
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Presiden Irak Fuad Masum tiba di Arab Saudi pada Selasa (11/11), mengadakan pembicaraan dengan Raja Abdullah bin Abdulaziz. Kunjungan Presiden Irak ini menegaskan cairnya hubungan kedua negara setelah bertahun-tahun dalam ketegangan.
Pertemuan dilakukan istana Raja Abdullah di Riyadh, merupakan hubungan level tertinggi antara Irak yang mayoritas warga Muslimnya pengikut aliran Syiah dan Arab Saudi yang didominasi Sunni.
Dalam kunjungan itu Presiden Irak didampingi beberapa anggota kabinet, termasuk menteri luar negeri dan menteri dalam negeri.
Irak dan Arab Saudi mengalami ketegangan selama bertahun-tahun, ketegangan yang paling tinggi adalah selama pemerintahan mantan perdana menteri Irak, Nuri al-Maliki. Arab Saudi bersama kekuatan regional dan internasional lainnya mengerucutkan agenda “sektarian” terhadap Irak dengan tuduhan telah "meminggirkan" Sunni dan lebih memberdayakan Syiah.
Hubungan mulai membaik setelah Fuad Masum pada bulan Agustus 2014 mencalonkan Haidar al-Abadi menjadi Perdana Menteri, menggantikan Nuri al-Maliki.
Raja Abdullah bin Abdulaziz mengirimkan ucapan selamat dan mengatakan bahwa ia berharap pencalonan itu akan membantu "memperbaiki kohesi antar warga Irak dan menjaga keutuhan dan stabilitas Irak."
Kerajaan Arab Saudi semenjak itu menjadi sekutu penting koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS), dengan mengirimkan pesawat tempurnya menyerang kekuatan militan NIIS di Suriah, meskipun tidak di Irak.
Arab Saudi, merupakan produsen minyak terbesar di dunia yang wilayahnya berbatasan langsung, lebih dari 800 kilometer dengan Irak. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Unhas Minta Sekolah Tidak Manipulasi Nilai Siswa
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Dr Jamaluddin Jompa ...