Presiden Iran Meminta Didoakan Paus Fransiskus
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Presiden Iran, Hassan Rouhani, hanya memiliki satu permintaan sederhana untuk Paus Fransiskus yang ia kunjungi di Vatikan pada hari Selasa (26/1).
Di tengah berbagai kontroversi yang dihadapi negaranya, ia meminta Paus Fransiskus mendoakan dirinya.
"Doakan saya," kata dia, sebagaimana dilaporkan oleh foxnews.com.
Rouhani mengunjungi Tahta Suci dan bertemu Paus pada hari Selasa, sebuah pertemuan pertama antara pemimpin Iran dengan pemimpin tertinggi Katolik itu sejak tahun 1999.
Iran, yang sepakat untuk membatasi kegiatan nuklirnya dengan imbalan diakhirinya sanksi ekonomi, bersemangat untuk mengukir peran lebih besar dalam mediasi konflik di Timur Tengah.
Kepausan Fransiskus telah ditandai dengan aktifitasnya melakukan mediasi dan resolusi konflik.
Rouhani membawakan karpet buatan tangan sebagai oleh-oleh. Dia mengatakan kepada Paus bahwa karpet berwarna merah itu dibuat di kota suci Qhom.
Pemimpin Iran menjumpai Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungan empat harinya di Eropa, untuk meningkatkan citra Iran di luar negeri. Selain itu kunjungan juga diharapkan merehabilitasi hubungan ekonomi dengan benua yang telah menjadi mitra dagang besar sebelum sanksi.
"Saya meminta Anda untuk berdoa bagi saya," kata Rouhani kepada Fransiskus setelah pertemuan 40 menit mereka.
Ia menyebut anjangsana pemimpin negara Muslim itu dengan Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu sebagai kesenangan sejati.
Ada pun Fransiskus menyambut kunjungan tambunya dengan mengucapkan terima kasih dan menambahkan: "Saya berharap untuk perdamaian."
Dia memberi tamunya medali yang menggambarkan Santo Martin membantu orang miskin, tindakan yang oleh Fransiskus disebut sebagai "tanda persaudaraan yang tanpa pamrih."
Rouhani tiba di Vatikan dan mengadakan pertemuan tertutup dengan Paus. Pengamanan sangat ketat di Vatikan menyusul serangan Paris 13 November lalu.
Dalam tiga tahun masa kepausannya, Fransiskus menekankan bahwa mediasi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan konflik. Ia memainkan peran kunci dalam membantu Kuba dan AS untuk menormalisasi hubungan mereka setelah puluhan tahun menjalankan embaro yang ketat.
Teheran sangat ingin membangun kembali hubungan energi dan ekonomi lainnya dengan Eropa, mitra dagang mereka yang dulu sangat diandalkan.
Iran juga ingin mengakhiri dekade yang berjarak diplomatik dengan Barat, setelah kesepakatan dengan enam negara, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang kegiatan nuklir mereka untuk mengakhiri sanksi ekonomi.
Sebelum pergi ke Vatikan, Rouhani berbicara di sebuah forum para pemimpin bisnis di Roma dan mengatakan bahwa "Iran adalah negara paling aman dan paling stabil di seluruh wilayah."
Ini adalah kunjungan kenegaraan pertama oleh Presiden Iran ke Eropa dalam hampir dua dekade.
Italia juga melihat Iran sebagai pembawa damai potensial dalam perang sipil Suriah.
"Italia selalu mendukung peran Iran sebagai pemain regional dalam menyelesaikan ketegangan di wilayah itu, dimulai dengan krisis Suriah," kata Menteri Luar Negeri Paolo Gentiloni setelah bertemu mitranya dari Iran.
Rouhani menggambarkan pembicaraan politik yang mengarah ke kesepakatan nuklir memiliki potensi sebagai cetak biru menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Kunjungan empat hari Rouhani ke Italia dan Perancis merupakan bagian dari upaya Iran untuk menjangkau mitra lama setelah pelaksanaan kesepakatan nuklir, dan Rouhani berkeinginan menarik investasi asing setelah pencabutan sanksi internasional.
Lawatan ini awalnya direncanakan untuk November, namun ditunda karena serangan di Paris.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...