Presiden Korsel Minta Maaf Atas Kecelakaan Feri Sewol
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Korea Selatan, Park Geun–Hye, pada hari Selasa (29/4) menyampaikan permintaan maaf atas kegagalan pemerintahannya dalam mencegah “kejahatan” sistemik dan penyalahgunaan aturan yang menyebabkan lebih dari 300 orang meninggal dalam tenggelamnya kapal feri Suwon beberapa waktu lalu.
Dua hari setelah perdana menteri mengundurkan diri atas tragedi kapal Sewol berbobot 6.825 ton itu, Park menyampaikan pernyataan sebagai upaya lain untuk meredakan kemarahan publik atas tragedi pada 16 April.
"Saya tidak tahu bagaimana harus meminta maaf atas kegagalan untuk mencegah kecelakaan ini, dan kegagalam memenuhi respons pertama," kata Park dalam sebuah pernyataan kepada kabinetnya yang disiarkan oleh televisi nasional. "Saya minta maaf kepada rakyat, karena banyak nyawa yang hilang."
Pemerintah Park banyak dikritik atas korupsi dan longgarnya standar keselamatan yang diduga menjadi menyebabkan kecelakaan itu. Feri itu diduga kelebihan muatan dan daftar penumpang tidak akurat dan tidak lengkap.
Mengulangi kata-kata Perdana Menteri, Chung Hong - Won yang mengundurkan diri, Park menyalahkan kegagalan sistemik dan penyalahgunaan peraturan yang menyebabkan tragedy pelayaran terburuk di Korsel itu. "Saya merasa sangat menyesal karena tidak mampu mengoreksi kejahatan yang telah berlangsung lama dan membiarkan kecelakaan seperti ini terjadi," kata dia.
Park menerima pengunduran diri Chung, tetapi memerintahkan dia untuk tetap bekerja sampai operasi untuk korban kecelakaan selesai.
Sebelumnya, Presiden Park berkunjung ke Ansan di selatan Seoul, di mana dia memberikan penghormatan pelajar sekolah yang menjadi korban. Dari 476 penumpang kapal Sewol, 325 adalah siswa SMA di Ansan, dan hanya 75 dari mereka yang selamat.
Kesulitan Pencarian
Kecelakaan terjadi beberapa ratus mil dari Ansan dalam pelayaran menuju Pulau Jeju. Jumlah korban meninggal 193 orang, dan 109 orang belum ditemukan.
Juru bicara tim pencarian, Koh Myung – Seok, mengatakan penyelam telah memasuki kabin di tingkat empat dan lima dan menemukan empat jenazah. Namun sejauh ini baru bisa mencapai 26 ruang kabin dari 64 kabin. Mereka terhalang arus air yang deras dan puing-puing yang menghalangi akses.
Sementara itu, Kim Han-Sik, CEO pemilih kapal yang tenggelam, Chonghaejin Marines, dipanggil ke kantor kejaksaan di kota pelabuhan Incheon, tempat feri itu berangkat. Pria 71 tahun itu menyampaikan permintaan maaf sambil menangis. Sehari setelah kecelakaan, dia mengatakan, pejabat perusahaan lain yang bertanggung jawab untuk "dosa besar" karena membiarkan hal itu terjadi.
Kim menghadapi tuduhan termasuk kelalaian, penggelapan dan penghindaran pajak yang terkait dengan kepemilikan perusahaan. Semua 15 awak kapal yang masih hidup juga bertanggung jawab dan telah ditahan untuk menghadapi tuduhan kelalaian dan meninggalkan penumpang. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...