Presiden OCA Puas Atas Keseriusan RI Siapkan AG 2018
ASHGABAT, SATUHARAPAN.COM - Presiden Komite Olimpiade Asia (OCA) Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah mengaku sangat puas dengan keseriusan dan kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan ajang multi olah raga
"Perencanaan, pengerjaan renovasi, dan pembangunan venue harus tetap dilakukan sematang mungkin. Kami percaya pemerintah Indonesia dapat melakukannya dengan baik," kata Syeikh Ahmad di Sidang Koordinasi Komite Olimpiade Asia, hari Rabu (16/9), di Sidang Koordinasi OCA di Ashgabat, Turkmenistan.
Ahmad menginginkan Indonesia menyiapkan teknologi informasi dan penyiaran secara maksimal, dan teknologi harus dipersiapkan dalam rangka pelaksanaan Asian Games yang maksimal dan dapat dipublikasikan.
Menyadari bahwa Indonesia masih bermasalah dengan FIFA, Presiden OCA yakin masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak akan mengganggu pelaksanaan cabang olahraga sepak bola yang dipertandingan di Asian Games.
"Mengingat dan belajar dari Piala Dunia yang pernah berlangsung di Korea dan Jepang pada tahun 2002, sehingga muncul nama '2002 Korea-Japan World Cup', maka diputuskan adanya penamaan 'Jakarta-Palembang 2018 Asian Games'. Ini mendobrak tradisi karena belum pernah ada dalam sejarah penyebutan dua nama dalam penyelenggaraan Asian Games selama ini," ujar Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto.
Selain itu, diputuskan juga bahwa harus ada transportasi bagus dan memadai untuk menghubungkan Jakarta dan Palembang sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games 2018, termasuk kemudahan akses di dalam kedua kota tersebut.
Menpora Imam Nahrawi dalam paparannya menjelaskan komitmen total Pemerintah Indonesia bagi suksesnya penyelenggaraan Asian Games 2018 melalui penerbitan Keppres Penyelenggaraan Asian Games 2018, draft Inpres dan draft Master Plan yang sedang difinalisasi, kemudian juga dipaparkan tentang rencana renovasi untuk sejumlah venue yang sedang dibahas.
Menpora juga melaporkan tentang baru saja berlangsungnya launching Asian Games 2018 di Jakarta berupa lambang burung cenderawasih sebagai salah satu kekayaan fauna khas Indonesia dari Papua yang menggambarkan kesatuan di tengah keragaman budaya Indonesia.
Hal penting lain yang juga dilaporkan oleh Menpora adalah tentang respon terhadap hasil dua kali pertemuan Koordinasi Komite OCA pada bulan Januari dan Agustus 2015 yang lalu. Terhadap dua pertemuan tersebut, Menpora menyambut positif sekaligus meyakinkan OCA bahwa hanya ada satu kepanitiaan tunggal Asian Games 2018 sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden tentang Penyelenggaraan Asian Games 2018.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa tidak ada dua kepanitiaan yang terpisah. “Penegasan ini penting disampaikan langsung oleh Menpora karena beberapa waktu lalu OCA masih mempertanyakan ketegasan Pemerintah Indonesia, meski yang sesungguhnya terjadi adalah hanya berupa kepanitiaan lokal guna mendukung sepenuhnya kepanitiaan nasional,” Imam menambahkan.
Menpora meminta OCA agar penyebutan dua nama itu diberlakukan untuk Asian Games 2018: yaitu Jakarta-Palembang 2018 Asian Games. Supaya tidak hanya menyebut Jakarta saja. (Ant/kemenpora.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...