Presiden Prancis Bela “Charlie Hebdo” Terbitkan Kartun Nabi Muhammad
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengkritik apa yang disebutnya "separatisme Islam" di negaranya, dan mereka yang mencari kewarganegaraan Prancis tanpa menerima "hak Prancis untuk melakukan penistaan."
Macron membela surat kabar satir “Charlie Hebdo”, yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad yang membantu menginspirasi dua ekstremis Islam kelahiran Prancis untuk melakukan serangan mematikan pada Januari 2015 di ruang redaksi surat kabar tersebut.
Mingguan itu menerbitkan ulang gambar-gambar itu pekan ini ketika pengadilan dimulai terhadap 14 orang atas serangan terhadap “Charlie Hebdo” dan supermarket halal.
Berbicara pada upacara hari Jumat (4/9) untuk merayakan sejarah demokrasi Prancis dan naturalisasi warga baru, Presiden Prancis berkata, “Anda tidak memilih satu bagian dari Prancis. Anda memilih Prancis.... Republik tidak akan pernah mengizinkan petualangan separatis apa pun.”
Kebebasan di Prancis, kata Macron, termasuk “kebebasan untuk percaya atau tidak percaya. Tapi ini tidak lepas dari kebebasan berekspresi hingga hak penistaan ââagama.''
Memperhatikan sidang yang dibuka pada hari Rabu (2/9), ia berkata, "Menjadi orang Prancis berarti mempertahankan hak untuk membuat orang tertawa, mengkritik, mengejek, membuat karikatur.''
Serangan pada tahun 2015 menewaskan 17 orang dan menandai awal gelombang kekerasan oleh kelompok Negara Islam (IS atau ISIS) di Eropa.
Pemerintahan Macron telah menjanjikan undang-undang dalam beberapa bulan mendatang yang menentang "separatisme Islam," tetapi belum jelas apa yang akan dipolisikan. Beberapa kritikus khawatir hal itu dapat secara tidak adil menstigmatisasi populasi Muslim Prancis yang sebagian besar moderat, dan yang terbesar di Eropa Barat. (AP)
Editor : Sabar Subekti
RI Resmi Tetapkan PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia resmi menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Ni...