Presiden Prancis Marahi Keamanan Israel
YERUALEM, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, hari Rabu (22/1), marah kepada agen-agen keamanan Israel ketika dia berkunjung ke sebuah gereja Prancis di Yerusalem. Dalam kemarahannya dia memerintahkan salah satu dari mereka untuk meninggalkan tempat itu.
Insiden itu terjadi dalam pertengkaran antara pasukan Israel dan agen keamanan Macron sendiri ketika dia memasuki Gereja St. Anne. Gereja itu terletak di Kota Tua Yerusalem, dan adalah milik negara Prancis. Macron tidak ingin penjaga Israel mengikutinya masuk gereja.
"Semua orang tahu aturannya," kata Macron dalam bahasa Inggris sambil mengangkat suaranya ke arah seorang pejabat keamanan Israel. “Saya tidak suka apa yang Anda lakukan di depan saya. Pergi ke luar,'' katanya dikutip AP.
Dia kemudian berpaling ke pejabat Israel lainnya dan mengucapkan terima kasih atas pekerjaannya. Namun dia kemudian meminta polisi di sekitarnya untuk "menghormati aturan seperti itu selama berabad-abad. Mereka tidak akan berubah dengan saya.''
Macron kemudian menggambarkan insiden itu sebagai antara pasukan keamanan, mencatat bahwa keamanan Israel berhenti di pintu gereja "dan keamanan Prancis mengambil alih."
Israel telah mengerahkan ribuan polisi ketika puluhan pemimpin dunia, termasuk Macron, turun ke kota Yerusalem untuk upacara peringatan hari Kamis (23/1) yang menandai peringatan 75 tahun pembebasan Auschwitz.
Pemandangan itu mengingatkan pada kunjungan tahun 1996 oleh Presiden Prancis, Jacques Chirac, yang juga marah pada keamanan Israel yang menemaninya di Yerusalem. “Apa yang kau inginkan, aku untuk kembali ke pesawatku dan kembali ke Prancis?” Chirac berteriak pada saat itu.
Dalam pernyataan bersama, polisi Israel dan agen keamanan Shin Bet mengatakan bahwa ketika Macron tiba, “ada diskusi'' antara keamanan Israel dan Prancis tentang memasuki gereja bersamanya. Dikatakan penjaga Israel mengawalnya di dalam “berdasarkan persyaratan yang disepakati sebelumnya.”
"Ketika presiden dan delegasi menyelesaikan kunjungan itu, dia meminta maaf tentang insiden itu dan berjabatan tangan dengan petugas keamanan dan melanjutkan kunjungannya yang dijadwalkan di kota tua dengan penjaga keamanan," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...