Presiden Suriah Umumkan “Amnesti Umum”
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Senin (9/6) mengumumkan “amnesti umum” bagi seluruh tindak kriminal hingga saat ini, seperti dilaporkan televisi nasional negara itu, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Stasiun TV tersebut mengutip Menteri Kehakiman Suriah Najem al-Ahmad yang mengatakan bahwa keputusan itu dikeluarkan dalam konteks “pengampunan sosial, seruang nasional untuk kerukunan bersama, ketika militer meraih sejumlah kemenangan.”
Sejumlah kelompok HAM mengatakan pemerintah Suriah menahan puluhan ribu orang di dalam penjara di mana penyiksaan dan pelanggaran lainnya dilakukan secara sistematis.
Sebelumnya ratusan warga Suriah dibebaskan dari penjara pemerintah setelah amnesti yang diberikan oleh Presiden Bashar al-Assad untuk menandai pemilihannya kembali pekan ini, kata sebuah kelompok pemantau pada Jumat (6/6).
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan 320 tahanan dibebaskan dari penjara Aleppo Central utara pada Rabu, saat kemenangan Assad dalam pemilihan presiden diumumkan.
Kelompok yang berbasis di Inggris itu mengatakan 480 tahanan lainnya, meliputi 80 wanita, akan dibebaskan dari penjara Adra di provinsi Damaskus.
Puluhan tahanan dibebaskan Jumat dari Adra, sedangkan sisanya dari 480 yang dijadwalkan untuk bebas dipindahkan ke bangunan kota menunggu pembebasan mereka, kata kelompok pemantau tersebut.
Observatorium itu mengatakan bahwa semua tahanan Adra yang akan dibebaskan adalah mereka yang ditahan atas tuduhan “terorisme,” istilah yang digunakan pemerintah bagi mereka yang terlibat dalam pemberontakan.
Diperkirakan 18.000 orang ditahan di penjara Suriah, banyak dari mereka yang dikhawatirkan tewas.
Sekitar 3.500 orang diyakini akan ditahan di penjara Aleppo Central, yang berulang kali diserang pemberontak sejak April 2013.
Menurut informasi, kondisi di dalam penjara sangat mengerikan, dan Observatorium mengatakan 600 tahanan meninggal di sana karena kekurangan makanan dan obat-obatan serta pengeboman.
Sejak pecahnya pemberontakan antirezim Assad pada Maret 2011, rezim negara itu mencap semua pembangkang - baik yang tidak melakukan kekerasan maupun yang mempersenjatai diri - sebagai “teroris” dan melakukan penangkapan terhadap ribuan orang secara sewenang-wenang, menurut laporan organisasi HAM. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...