Puluhan Meninggal Akibat Serangan Militan di Pakistan
KARACHI, SATUHARAPAN.COM – Militan menyerang bandara tersibuk di Karachi, Pakistan, 24 diperkirakan meninggal, Minggu (8/6). Pada saat bersamaan, di perbatasan dengan Iran, 23 menjadi korban serangan bom bunuh diri.
Serangan terjadi ketika bus yang mengangkut peziarah Pakistan, mampir di sebuah restoran di Kota Taffan, Provinsi Baluchistan, sekitar 700 kilometer dari ibu kota Provinsi Quetta, setelah mengunjungi tempat suci Muslim di Iran.
Akbar Durrani, gubernur provinsi, mengatakan: “Dua puluh tiga peziarah tewas dalam serangan (bom) bunuh diri di Taffan. Tujuh orang terluka, termasuk enam perempuan dan satu anak-anak.”
Dia sebelumnya menyatakan korban tewas juga meliputi personel keamanan.
Berbicara dalam konferensi pers, Durrani mengungkapkan empat pengebom bunuh diri menyerang dua restoran yang dipenuhi peziarah.
Satu pengebom bunuh diri ditembak mati saat berusaha memasuki restoran, sedangkan tiga orang lainnya berhasil memasuki restoran kedua dan meledakkan diri mereka.
Serangan terjadi sekitar pukul 21.30 (Senin dini hari WIB) dan jumlah peziarah di kawasan itu mencapai 300 orang.
Serangan di Bandara
Militan bersenjata menyerang bandara teramai di Kota Karachi, Pakistan pada Minggu malam, menewaskan sedikitnya lima orang dan menyebabkan pembatalan sejumlah penerbangan serta pengerahan militer, kata beberapa pejabat.
Militer Pakistan langsung mengepung bandara tersebut. Selama enam jam kedua kelompok terlibat baku tembak dikabarkan 10 anggota kelompok militan meninggal.
Namun, pasukan keamanan Pakistan pada Senin kembali melancarkan operasi militer di bandara Karachi saat baku tembak berlanjut, beberapa jam setelah mereka mengumumkan akhir pengepungan militan yang menewaskan 24 orang.
“Kami kembali melancarkan operasi dan meminta pasukan tambahan,” kata Sibtain Rizvi, juru bicara pasukan paramiliter Rangers, menambahkan satu petugas polisi terluka dalam penembakan itu.
Seorang reporter AFP di lokasi kejadian mengatakan baku tembak bisa terdengar di dalam bandara dan bahwa ranger dan komando elite bergegas ke dalam.
Serangan di Jinnah International Airport memicu kekhawatiran kemungkinan terjadinya pengepungan berkepanjangan, seperti beberapa serangan berani lainnya di tempat-tempat penting dalam beberapa tahun terakhir.
Juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil, Abid Qaimkhani, mengatakan kepada AFP: “Empat sampai lima teroris berhasil menjangkau landasan pacu, mereka bersenjata amunisi dan granat dan komando Pasukan Keamanan Bandara (ASF) mengepung wilayah tersebut bersama dengan polisi dan petugas keamanan”.
“Baku tembak antara teroris dan pasukan terus berlangsung,” tambahnya. Pasukan paramiliter yang terlibat dalam operasi tersebut mengatakan militan masuk melalui Bagian Teknik dari Pakistan International Airlines di dekat terminal lama bandara. “Mereka menembaki ASF sebelum masuk,” kata Qaimkhani.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...