Profil Pimpinan Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie
SATUHARAPAN.COM - Pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, ditangkap dan ditahan pihak keamanan Mesir. Hal ini terkait dengan aksi pendudukan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin yang menuntut pemulihan kekuasaan Mohammed Morsi yang mereka dukung, serta pembubaran aksi oleh keamanan Mesir pekan lalu.
Pangkapan ini disebutkan terkait dengan kasus pembunuhan, namun tidak lepas dari pergolakan politik dan keamanan di Mesir, pasca tergulingnya Morsi. Berikuti ini sosok Mohammed Badie yang diperoleh dari situs egypt.com
Dokter Hewan
Pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Dr Mohammed Badie adalah seorang dokter hewan. Nama lengkapnya Mohammed Badie Abdul Mageed Samy, dan dia pemimpin kedelapan Ikhwanul Muslimin, meneruskan pendahulnya, Mohammed Mahdi Akef. Badie memimpin Ikhwanul Muslimin mulai 2010
Badie lahir pada 7 Agustus 1943 di Mahalla Alkubra, sebuah kawasan industri, dan dia pernah disebut sebagai satu di antara 100 ilmuwan Arab terbesar dunia. Dalam pendidikan, dia adalah profesor pada Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Beni Suef.
Karirnya di Ikhwanul Muslimin dimulai sebagai nggota pada kantor administrasi Ikhwanul Muslimin Mahalla tahun 1975 dan kemudian menjadi pemimpin di kantor itu pada 1977. Pada tahun 1986 dia ke Yaman, dan kemudian kembali pada tahun itu bergabung pada Kantor Administrasi di Beni Suef hingga 1994.
Dia mendapatkan gelar sarjana kedokteran hewan dari Universitas Kairo tahun 1965 dan kemudian menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Hewan di Assiut. Gelar Master of Veterinary Medicine diperoleh di Universitas Zagazig dan menjadi asisten dosen pada tahun 1977.
Gelar Doctor of Veterinary Medicine diperoleh dari Universitas Zagazig. Pernah menjabat sebagai Asisten Profesor Kedokteran Hewan di Universitas Zagazig , ahli pada Institut Kedokteran Hewan Institut di Sana'a, profesor kedokteran hewan pada Universitas Kairo, cabang Beni Suef, Ketua Departemen Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan di Beni Suef.
Dia pernah dua periode menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Dokter Hewan. Dia juga menjadi anggota Dewan Pengurus Asosiasi Kesejahteraan Islam Mahalla Alkubra.
Karir di Ikhwanul Muslimin
Badie pernah menjadi anggota biro eksekutif (1996), dan anggota biro internasional (2007) di Ikhwanul Muslimin. Dia pernah beberapa kali ditangkap dan ditahan oleh keamanan negara.
Pada tahun 1965 dia diadili di pengadilan militer bersama Profesor Sayyed Qutb dan anggota Ikhwanul Muslimin lainnya, dan dijatuhi hukuman 15 tahun, tetapi dia menjalaninya selama sembilan tahun.
Pada tahun 1974, dia dibebaskan dan kembali bekerja di Universitas Assiut, kemudian dipindahkan ke Universitas Zagazig, dan kemudian ia terbang ke Yaman. Sekembali dari Yaman, dia bekerja di Universitas Beni Suef.
Pada tahun 1998, Badie dipenjara selama 75 hari dalam kasus Islamic Call Society di Beni Suef, di mana ia menjadi ketua pada asosiasi itu. Pada tahun 1999, dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara dalam kasus pengadilan serikat buruh, dibebaskan tiga tahun kemudian. Pada tahun 2008, dia ditangkap dan ditahan selama satu bulan selama pemilihan kota.
Dr Mohammed Badie menikah dengan Samia Alshenawy yang pernah meduduki jabatan Direktur Dawaa, sebuah pesantren putri Ikhwanul Muslimin yang dipelopori Mohamed Ali Alshenawy, (seorang pilot) yang pernah dijatuhi hukuman mati pada tahun 1954 dan kemudian diubah menjadi hukuman seumur hidup. Badie mempunyai tiga anak, yaitu Ammar (seorang ahli komputer), Bilal (seorang radiolog) dan Doha (seorang apoteker). (egypt.com)
Banjir dan Longsor Melanda Soppeng, Sulawesi Selatan, Satu O...
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM- Banjir melanda Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada hari Sa...