Program KB Mesti Digenjot Lagi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi tantangan Indonesia ke depan. Program Keluarga Berencana (KB) yang pernah digulirkan di masa Orde Baru cukup efektif meski mendapat catatan. Tapi, untuk menghadapi tantangan ke depan, pemerintah harus mampu memperbaiki keefektifan program itu.
Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Sony Harry Harmadi mengatakan, guna mencegah ledakan pertumbuhan penduduk, pemerintahan mendatang perlu melakukan perbaikan strategi program KB. "Perbaikan strategi KB itu dimulai dari mengubah paradigma kesehatan jadi paradigma keluarga," katanya di Jakarta, Senin (6/10).
Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 320 juta jiwa pada 2025. "Program KB yang telah diterapkan sejak era Orde Baru cukup baik dalam menekan pertumbuhan penduduk. Namun, penerapan program KB untuk masa pendatang tidak efektif lagi dengan paradigma kesehatan," dia memaparkan.
Dia menjelaskan, program KB pada masa mendatang tidak bisa lagi memaksa. Yang dapat dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai pada masyarakat tentang makna membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
"Paradigma kesehatan dalam program KB saat ini tidak tepat, tapi agar diperbaiki dengan menggunakan paradigma keluarga," kata Sony.
Dia juga menyarankan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dilebur ke dalam Kementerian Kependudukan, yang harus membangun program KB didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
Guna memperbaiki paradigma pada program KB itu, saran Sony, harus ada sinergi kebijakan antarkementerian di pemerintahan mendatang. "Tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan. Misalnya Jaminan Persalinan (Jampersal) bisa diberikan kepada peserta KB untuk kelahiran anak pertama dan kedua saja," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono berharap kepada pemerintah baru, agar dapat lebih mengembangkan kembali berbagai program, khususnya terkait kependudukan.
"Masalah kependudukan Indonesia ke depan akan bertambah. Saat ini saja jumlah penduduk Indonesia berada di posisi ke-4 terbanyak didunia. Hal itu tentu akan menjadi tantangan berat di sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan kedepan," kata politisi Golkar itu. (bkkbn.go.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...