Protes Antipembunuhan Tertuduh Pembakar Alquran Berlanjut
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Unjuk rasa berlanjut terus di ibu kota Afghanistan, Kabul, menentang hukuman mati terhadap seorang wanita yang dituduh membakar Alquran meskipun tidak terbukti.
Lebih 2.000 orang berpawai menuntut keadilan bagi Farkhunda, 28, yang dipukuli sampai mati oleh sekelompok orang minggu lalu.
Protes pada Selasa (24/3) terjadi sementara juru bicara polisi Kabul diberhentikan karena menaruh pesan di Facebook mendukung pembunuhan itu.
Polisi mengatakan mereka menahan paling tidak 19 orang terkait kejadian tersebut.
Farkhunda dipukuli sampai meninggal hari Kamis (19/3) lalu setelah berdebat dengan seorang mullah karena dia menjual barang ajimat kepada wanita di masjid.
Dalam pembicaraan tersebut dia dituduh membakar Alquran, dan kerumunan orang mendengar dan menyerangnya.
Seorang penyelidik resmi mengatakan tidak terdapat bukti dia telah membakar Alquran.
Tindakannya menentang mullah telah didukung Ulema, gabungan ulama dan ilmuwan Islam.
Pada unjuk rasa hari Selasa, sejumlah pengunjuk rasa membawa spanduk dengan foto wajah Farkhunda yang berlumuran darah, sedangkan demonstran lainnya mengecat merah mukanya.
Peristiwa itu memang menimbulkan gelombang pertanyaan tentang langkah-langkah reformasi di Afghanistan. Pemerintah tidak dapat mengelak betapa serius peristiwa itu.
Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Sediq Sediqi mengatakan ayah Farkhunda punya hak untuk mengatakan polisi tidak mampu melindungi putrinya. "Kami akan bekerja keras untuk mememperbaiki langkah ke depan, dengan pengajaran dan pelatihan untuk polisi kami di seluruh negeri. Insiden ini membuat kami mengubah banyak hal," katanya. (bbc.co.uk)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...