Proyek Jalur Pipa Minyak Tertunda Karena Shutdown Pemerintah AS
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Peninjauan terhadap proposal untuk membangun jalur pipa dari pasir minyak (tar) Kanada ke Pantai Teluk AS mungkin akan makin tertunda karena penutupan pemerintah AS, kata seorang pejabat pada Jumat (11/10).
Usulan jalur pipa Keystone XL sejauh 1.897 km—untuk membawa minyak yang diekstraksi dari pasir tar Alberta selatan ke kilang Amerika—telah tertunda selama bertahun-tahun, menunggu lampu hijau.
Departemen Luar Negeri menyusun pernyataan dampak akhir lingkungan untuk menentukan apakah akan memberikan lampu hijau terhadap skema senilai 5,3 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 60,2 triliun) tersebut.
Proyek ini diusulkan pada 2008, tapi setelah bertahun-tahun penundaan, operator TransCanada terpecah menjadi dua, dan konstruksi dimulai di bagian selatan yang tidak memerlukan persetujuan presiden.
Tapi peninjauan dampak di bagian utara, yang akan melintasi area yang sensitif secara lingkungan di Nebraska, sedang berlangsung.
“Menyelesaikan usulan tersebut akan melibatkan kerja sama dengan lembaga konsultasi untuk membahas dan menanggapi komentar mereka,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf.
“Sebagian besar lembaga konsultasi memberlakukan cuti tanpa dibayar kepada sebagian besar staf selama proses ini (penutupan), yang menjadikannya lebih sulit untuk bekerja dengan mereka,” katanya kepada wartawan.
Obama: Petinggi Republik Setuju untuk ‘Terus Berunding’
Presiden Barack Obama pada Jumat (11/10) berbicara melalui sambungan telepon dengan Jurubicara DPR dari partai Republik, John Boehner, saat lawannya itu berusaha membicarakan kesepakatan untuk membuka kembali pemerintahan dan meningkatkan batas atas utang Amerika Serikat.
“Presiden dan juru bicara berunding melalui sambungan telepon beberapa menit lalu. Mereka setuju bahwa kami harus terus berunding,” kata juru bicara Boehner, Michael Steel, dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai sebuah “pembicaraan yang baik.”
“Keduanya setuju bahwa semua pihak perlu terus berunding pada isu-isu yang mengonfrontasi kami yang telah menyebabkan penutupan pemerintah dan menuju situasi yang menempatkan kita berada di tebing... kemungkinan gagal bayar utang,” kata Carney.
Panggilan tersebut muncul beberapa jam setelah Obama bertemu dengan Senat Republik di Gedung Putih untuk membahas kemungkinan jalan keluar dari krisis ganda yang mengancam menjerumuskan perekonomian AS ke dalam kekacauan.
Beberapa dari anggota parlemen tersebut mengekspresikan optimisme yang terukur mengenai kesepakatan yang dapat segera dibentuk.
Senator Republik: Pertemuan di Gedung Putih Belum Hasilkan Kesepakatan
Senator dari partai Republik pada Jumat meninggalkan Gedung Putih setelah melakukan perundingan dengan Presiden Barack Obama, namun memperingatkan bahwa belum ada kesepakatan untuk membuka kembali pemerintah dan menghindari rencana gagal bayar utang.
Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah DPR dari partai Republik bertemu Obama dengan sebuah rencana mengurangi ancaman kegagalan bayar utang dengan meningkatkan otoritas pinjaman AS selama enam pekan dan melakukan perundingan fiskal sebagai langkah awal untuk mengakhiri penutupan pemerintah yang telah berlangsung selama 11 hari.
Obama menegaskan bahwa dirinya tidak akan bernegosiasi hingga Kongres meningkatkan batas atas utang dan mempekerjakan kembali ratusan ribu pekerja yang dirumahkan sementara.
“Sebagian besar dari kita berpikir bahwa ini merupakan pertemuan yang baik, namun belum ada kesepakatan apa pun yang diambil,” kata Senator Jeff Flake kepada wartawan setelah pertemuan di Gedung Putih.
Anggota partai Republik menginginkan pengurangan belanja guna membantu mengurangi utang negara yang berlebihan, namun partai itu tidak sependapat atas masalah apakah menutup pemerintah atau mengancam kegagalan bayar utang adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. (AFP/Antara)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...