Proyek LRT Diresmikan Presiden Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Proyek percepatan pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau kereta layang ringan yang digarap oleh pemerintah pusat akhirnya dimulai. Menggandeng Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor infrastruktur, peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Peletakan batu pertama dilakukan di Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah Nomor 1, Jakarta Timur, Rabu (9/9) pagi. Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan mengatakan pembangunan LRT telah meminimalkan pembebasan lahan dan mengoptimalkan lahan yang dimiliki pemerintah.
"LRT merupakan salah satu moda transportasi massal berbasis rel yang ramah lingkungan dan pembangunannya dilakukan secara elevated dibatas tanah ruang milik jalan tol dan non tol," ujar Kiswodarmawan di acara tersebut.
Kiswodarmawan mengatakan, awal dimunculkannya ide pembangunan LRT tercetus pada Desember 2012 saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Saat itu, pemerintah tengah mengusahakan moda transportasi massal yang memecah kemacetan Jakarta.
Setelah dilakukan pengkajian, ternyata arus kendaraan terbanyak di ibu kota tercatat berasal dari Cibubur dan Bekasi sebesar 24 persen. Pengkajian didukung hasil survei lalu lintas yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Lalu kami ajukan desain trase. Moda atas saran Gubernur saat itu kami gunakan LRT. LRT merupakan kelanjutan dari rencana monorel," kata dia.
Pembangunan LRT dibagi menjadi dua, yakni LRT yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat da pemerintah provinsi.
Pembangunan LRT yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat ini pada tahap pertama dibangun di lintasan Cibubur -Cawang, Bekasi Timur - Cawang, Cawang - Dukuh Atas. Pada tahap pertama, dibangun 18 stasiun dan panjang sekitar 42,1 kilometer. Tahap pertama akan diselesaikan pada kuartal awal, yakni pada 2018. Sementara, tahap kedua akan diselesaikan pada kuartal akhir, yang dimulai setelah kuartal pertama selesai.
Pada tahap dua, LRT akan dibangun di lintas pelayanan Cibubur - Bogor, Dukuh Atas - Palmerah - Senayan, dan Palmerah - Grogol dengan panjang lintasan sekitar 41,5 kilometer.
Di luar proyek pemerintah pusat, tujuh koridor lain akan dibangun oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI sebagai pelaksananya. Pembangunan LRT yang menjadi tugas DKI di antaranya koridor I Kebayoran Lama – Kelapa Gading sepanjang 21,8 kilometer; Koridor II Tanah Abang – Pulo Mas 17,6 kilometer; Koridor III Joglo – Tanah Abang 11 kilometer; Koridor IV Puri Kembangan – Tanah Abang 9,3 kilometer; Koridor V Pesing – Kelapa Gading 20,7 kilometer; Koridor VI Cempaka Putih – Ancol 10 kilometer; dan Koridor VII Bandara Soekarno Hatta – Kemayoran 18,5 kilometer.
Perusahaan properti yang akan menjadi pelaksana pembangunan prasarana LRT Pemerintah Provinsi DKI ialah Badan usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) dan PT Adhi Karta.
Dalam peletakan batu pertama tersebut, Presiden Joko Widodo hadir pukul 8.50 WIB. Ia didampingi sejumlah menteri kabinet kerja dan Gubernur DKI melihat maket LRT yang terpampang di tersebut.
Dalam pidatonya, Joko Widodo mengatakan Indonesia masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur, utamanya pembangunan transportasi massal.
"Sudah saatnya kita mulai pekerjaan yang tertunda. Pekerjaan ini jangan ditunda-tunda lagi karena kemacetan Jakarta sudah akut," ujar Presiden.
"Dengan mengucap Bismillah, proyek ini resmi kita mulai," kata Jokowi saat meresmikan oekerjaan LRT.
Turut hadir dalam groundbreaking itu, Menteri BUMN Rini Sumardi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri PPN/Bappenas Sofyan Djalil, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...