Puasa Ramadan ala Kadet Muslim Angkatan Udara AS
COLORADO, SATUHARAPAN.COM – Ini bukanlah Ramadhan biasa bagi belasan kadet Muslim di Akademi Angkatan Udara Amerika di Colorado karena mereka berbuka sebelum waktu maghrib. Berbeda dengan Muslim pada umumnya yang menjalankan puasanya mulai dari matahari terbit hingga tenggelam.
Seorang kadet keturunan Tunisia, Mohammed Gallala mengatakan, sejak duduk di bangku SMA, ia tidak pernah satu haripun luput berpuasa selama bulan Ramadan. Tetapi para kadet itu harus makan selama menjalani latihan fisik. Perut kosong bisa menjadi penghalang bagi mereka.
Imam Jodeh yang menjadi penghubung antara warga Muslim di Akademi Angkatan Udara dan para rohaniwan di sana menawarkan pemecahan masalah itu dengan mengeluarkan sebuah fatwa. Fatwa itu menetapkan bahwa kadet dianggap sebagai musafir atau orang yang sedang bepergian, selama mereka menjalani latihan fisik di Jack Valley.
“Seorang musafir boleh menunda puasa, tapi ia harus menggantinya setelah bulan Ramadan berakhir,” kata Jodeh. "Para kadet itu dianggap musafir, karena Akademi itu bukan rumah mereka, maka mereka punya hak untuk memperpendek rakaat sembahyang dan tidak berpuasa.”
Mayor Darren Duncan, rohaniwan militer setempat mengatakan, memenuhi keperluan keagamaan dan spiritual para kadet bermanfaat untuk pembangunan watak mereka. “Konsep kami adalah membangun watak pemimpin melalui pembentukan spiritual," kata Duncan.
“Ini merupakan dukungan keagamaan bagi siapapun untuk semua hari besar: Ramadan, Kwanzaa bagi warga Afrika Barat, dan Hanukah bagi Yahudi,” kata dia.
Kadet di kelas yang lebih tinggi juga mendapat akses ke jadwal ibadah biasa, dan bagi mereka yang sedang menjalani latihan lapangan, juga dapat membicarakannya dengan rohaniwan militer untuk mengatur waktu ibadah mereka, kata Duncan.
Bulan Ramadan akan berakhir sekitar tanggal 7 Agustus.
Editor : Yan Chrisna
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...