Puluhan Meninggal Karena Penyakit Misterius di Kota Sudan Yang Terkepung
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Setidaknya 73 orang meninggal karena penyebab misterius di kota al-Hilaliya di Sudan, yang dikepung oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, kata Persatuan Dokter Sudan pada hari Rabu (6/11) malam.
Kota ini merupakan satu dari puluhan desa yang diserang di negara bagian El Gezira timur sejak pembelotan seorang komandan tinggi RSF ke militer, yang memicu serangan balas dendam yang telah menyebabkan lebih dari 135.000 orang mengungsi.
Perang antara kedua kekuatan tersebut telah menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di dunia, menyebabkan lebih dari 11 juta orang mengungsi dan membuat lebih banyak orang kelaparan, sementara menarik kekuatan asing dan memicu kekhawatiran akan keruntuhan negara.
Sementara jumlah korban tewas yang tinggi di bagian lain Gezira terjadi akibat penembakan dan tembakan RSF, di Hilaliya orang-orang jatuh sakit karena diare, sehingga membuat rumah sakit setempat kewalahan menurut serikat pekerja dan tiga orang dari daerah tersebut.
Pemadaman jaringan yang diberlakukan oleh RSF telah mempersulit penentuan penyebab pastinya.
Seorang pria yang berbicara kepada Reuters mengatakan tiga anggota keluarganya telah meninggal karena penyakit yang sama, tetapi ia baru mengetahuinya beberapa hari kemudian ketika yang lain melarikan diri ke daerah dengan akses internet.
Mereka yang ingin pergi harus membayar sejumlah uang yang besar di pos pemeriksaan RSF, kata pria lainnya.
Menurut aktivis pro demokrasi, pengepungan dimulai pada 29 Oktober ketika RSF menyerbu kota tersebut, menewaskan lima orang dan penduduk sekitar di dalam tiga masjid.
Hilaliya adalah rumah bagi keluarga komandan yang membelot Abuagla Keikal, yang menurut penduduk setempat dapat menjelaskan pengepungan pusat perdagangan yang sebelumnya stabil yang telah menampung 50.000 orang, termasuk banyak pengungsi dari daerah lain.
Saksi mata mengatakan pasar dan gudang di kota itu dijarah.
Citra satelit dari laporan Laboratorium Kemanusiaan Yale menunjukkan peningkatan pesat jumlah pemakaman di beberapa kota Gezira sejak serangan balas dendam terakhir dimulai pada akhir Oktober. Citra tersebut juga menunjukkan bukti pembakaran lahan pertanian di desa Azrag. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kiat Menangani Anak Kejang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Konsultan emergensi dan rawat intensif anak dari Fakultas Kedokteran Univ...