Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:44 WIB | Minggu, 15 September 2024

Putin: Barat Akan Berperang Langsung dengan Rusia, Jika Izinkan Kiev Gunakan Rudal Jarak Jauh

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dalam sesi pleno Forum Budaya Bersatu Internasional St. Petersburg ke-10 di Saint Petersburg, Rusia, 12 September 2024. (Foto: Sputnik/Alexei Danichev/Kremlin via Ruters)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Barat akan berperang langsung dengan Rusia jika mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Barat, sebuah langkah yang menurutnya akan mengubah sifat dan cakupan konflik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah memohon kepada sekutu-sekutu Kiev selama berbulan-bulan agar mengizinkan Ukraina menembakkan rudal-rudal Barat termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris jauh ke wilayah Rusia untuk membatasi kemampuan Moskow melancarkan serangan.

Dalam beberapa komentarnya yang paling agresif mengenai masalah ini, Putin mengatakan bahwa langkah tersebut akan menyeret negara-negara yang memasok Kiev dengan rudal jarak jauh secara langsung ke dalam perang karena data penargetan satelit dan pemrograman aktual jalur penerbangan rudal harus dilakukan oleh personel militer NATO, karena Kiev sendiri tidak memiliki kemampuan tersebut.

"Jadi ini bukan masalah mengizinkan rezim Ukraina menyerang Rusia dengan senjata-senjata ini atau tidak. Ini adalah masalah memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak," kata Putin kepada TV pemerintah Rusia.

"Jika keputusan ini diambil, itu berarti tidak kurang dari keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina. Ini akan menjadi partisipasi langsung mereka, dan ini, tentu saja, akan secara signifikan mengubah esensi, sifat dasar konflik."

Rusia akan dipaksa untuk mengambil apa yang disebut Putin sebagai "keputusan yang tepat" berdasarkan ancaman baru tersebut.

Ia tidak menjelaskan tindakan apa saja yang dapat dilakukan, tetapi ia pernah berbicara tentang pilihan mempersenjatai musuh-musuh Barat dengan senjata Rusia untuk menyerang target-target Barat di luar negeri dan pada bulan Juni berbicara tentang pengerahan rudal konvensional dalam jarak serang Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa.

Rusia, negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, juga sedang dalam proses merevisi doktrin nuklirnya - keadaan di mana Moskow akan menggunakan senjata nuklir - dan Putin sedang ditekan oleh seorang politikus garis keras yang berpengaruh untuk mengubahnya guna menyatakan kesediaan Rusia untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara yang "mendukung agresi NATO di Ukraina."

Rusia saat ini juga sedang mengadakan latihan angkatan laut besar-besaran dengan China dan mempertimbangkan pembatasan ekspor komoditas utama.

Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022 dengan puluhan ribu tentara, yang memicu konfrontasi terbesar antara Rusia dan Barat sejak Perang Dingin.

Putin menggambarkan konflik tersebut sebagai bagian dari pertempuran eksistensial dengan Barat yang merosot dan dekaden, yang menurutnya mempermalukan Rusia setelah Tembok Berlin runtuh pada tahun 1989 dengan merambah apa yang dianggapnya sebagai wilayah pengaruh Moskow, termasuk Ukraina.

Barat dan Ukraina menggambarkan invasi tersebut sebagai perampasan tanah ala kekaisaran dan telah bersumpah untuk mengalahkan Rusia di medan perang. Rusia menguasai lebih dari 18% wilayah Ukraina. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home