Putin: Rusia Akan Mengatasi Masalah Teknologi Tinggi Dampak Sanksi Barat
Menteri Pertahanan Rusia memberi pengarahan untuk memprioritaskan serangan pada pasokan senjata Barat di Ukraina.
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, berjanji untuk mengatasi masalah teknologi tinggi "kolosal" yang dihadapi negara itu akibat sanksi Barat terkait invasi ke Ukraina.
“Ini adalah tantangan besar bagi negara kita,” katanya dalam konferensi video dengan tokoh-tokoh pemerintah, hari Senin (18/7). “Menyadari banyaknya kesulitan yang kita hadapi, kami akan mencari solusi baru dengan cara yang energik dan kompeten.”
“Jelas, kita tidak dapat berkembang secara terpisah dari bagian dunia lainnya, tetapi kita tidak akan melakukannya. Di dunia sekarang ini, Anda tidak bisa hanya mengelilingi semuanya dengan kompas dan memasang pagar tinggi, itu tidak mungkin,” kata Putin.
Prioritas Serangan pada Senjata Pasokan Barat
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, memerintahkan para jenderal untuk memprioritaskan penghancuran rudal jarak jauh dan senjata artileri Ukraina setelah senjata yang dipasok Barat digunakan untuk menyerang jalur pasokan Rusia.
Hampir lima bulan sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi p0ada 24 Februari ke Ukraina, pasukan Rusia menyerbu wilayah Donbas di Ukraina timur dan sekarang menduduki sekitar seperlima dari negara itu.
Shoigu, salah satu sekutu terdekat Putin, memeriksa kelompok Vostok yang bertempur di Ukraina, kata kementerian pertahanan.
Shoigu "menginstruksikan komandan untuk memberikan prioritas pada rudal jarak jauh dan senjata artileri musuh," kata kementerian pertahanan.
Kementerian mengatakan senjata itu digunakan untuk menembaki daerah pemukiman Donbas yang dikuasai Rusia dan dengan sengaja membakar ladang gandum dan gudang penyimpanan biji-bijian. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang dari kedua belah pihak.
Layanan berita Zvezda menunjukkan Shoigu, mengenakan seragam tempur, berbicara bersama Wakil Menteri Pertahanan, Yunus-Bek Yevkurov.
Ukraina Serang 30 Pusat Logistik dan Amunisi
Amerika Serikat dan sekutunya telah memasok persenjataan senilai miliaran dolar AS ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, termasuk senjata jarak jauh yang menurut Kiev mulai membantu di medan perang.
Ukraina mengatakan telah melakukan serangkaian serangan yang berhasil di 30 pusat logistik dan amunisi Rusia, menggunakan beberapa sistem peluncuran roket yang baru-baru ini dipasok oleh Barat.
Moskow telah menekankan serangannya terhadap senjata yang dipasok Barat dalam pengarahan kementerian pertahanannya, dan menuduh Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang daerah pemukiman di wilayah Donbas yang dikuasai separatis.
Pemimpin separatis Denis Pushilin mengatakan pada hari Kamis bahwa dua orang tewas ketika pasukan Ukraina menembaki sebuah stasiun bus di kota Donetsk yang dikuasai separatis di Ukraina timur.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Herashchenko, menuduh pasukan Rusia di media sosial menyerang pusat Donetsk tetapi menyalahkan Ukraina. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...