Putra Korban Penculikan Akan Berpidato di Pertemuan PBB
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Putra seorang warga Jepang yang diculik oleh Korea Utara berencana berpidato dalam pertemuan PBB mengenai pelanggaran HAM Korea Utara. Ia, seperti diberitakan kantor berita NHK, berencana mengimbau dukungan internasional bagi pemulangan ibunya serta para korban penculikan lain.
Yaeko Taguchi diculik ke Korea Utara pada tahun 1978. Putranya, Koichiro Iizuka, berusia satu tahun saat ibunya hilang. Ia kini berusia 38 tahun.
PBB berencana menyelenggarakan diskusi panel itu pada tanggal 21 September di Jenewa, Swiss, untuk mengangkat masalah pelanggaran HAM Korea Utara.
Pelapor Khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di Korea Utara, Marzuki Darusman, dan pakar-pakar mengenai kamp konsentrasi, juga akan hadir.
Pemerintah Jepang mengatakan agen-agen Korea Utara menculik sekurangnya 17 warga Jepang antara tahun 1970an dan 1980an. Sebanyak 12 orang masih belum diketahui nasibnya.
Pada bulan Juli tahun lalu, Pyongyang membentuk komite penyelidikan untuk menyelidiki kembali korban penculikan serta warga Jepang lain yang hilang. Tetapi Korea Utara belum memberikan laporan hasil apa pun.
Koichiro Taguchi menyatakan keyakinannya bahwa ibunya masih hidup, setelah berjumpa dengan mantan mata-mata Korea Utara, Kim Hyon-hui, pada 2009. Hyon-hui dihukum mati Korea Selatan, namun kemudian mendapat pengampunan.
Sebaliknya, seperti diberitakan bbc.co.uk, Korea Utara mengatakan Taguchi sudah meninggal dalam suatu kecelakaan mobil pada 1986.
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...