PWC: Ledakan Jumlah Penduduk Pacu Berkembangnya Bisnis Infrastruktur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Julian Smith Penasihat keuangan dari lembaga konsultan manajemen dan keuangan global, PriceWaterhouseCoopers (PWC), mengharapkan adanya sinergi pemerintah dan swasta di sektor infrastruktur melalui Global Infrastructure Leader Forum (GILF).
“Forum semacam ini dapat menyinergikan peran pemerintah juga swasta,” kata Julian saat memberi pemaparan pada Global Infrastructur Leader Forum yang berlangsung Selasa (31/3), di Lower Lobby, Jakarta Convention Center, Jakarta.
Julian mengharapkan banyak perusahaan infrastruktur swasta di Indonesia yang dapat terus berkembang sejalan dengan sektor infrastruktur yang semakin maju.
Menurut laporan survei Logistics Performance Index (LPI) 2014, peringkat Indonesia ada di posisi 53. Kendati naik enam peringkat dari tahun sebelumnya di posisi 59, peringkat Indonesia masih jauh dibanding negara-negara tetangga, seperti Singapura di peringkat 5, Malaysia peringkat 25, dan Thailand peringkat 35. Indonesia hanya berdekatan dengan Vietnam di peringkat 48.
Hingga saat ini, proyek dalam skema PPP atau kerja sama antara pemerintah dan swasta belum menunjukkan perkembangan dan hasil yang mampu menjawab kebutuhan.
Dalam draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang tercantum di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, kebutuhan investasi prioritas di sektor infrastruktur mencapai Rp5.452 triliun.
Investasi tersebut diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sekitar 6%-8%.
Infrastruktur, menurut Julian, menjadi hal yang krusial karena menurut PBB populasi dunia akan meningkat sekitar 1 miliar jiwa menjadi 8,1 miliar jiwa pada 2025 dari 7,2 miliar jiwa saat ini.
“Tiongkok akan menggantikan dominasi Amerika Serikat pada 2030 sebagai kutub ekonomi dunia,” kata Julian.
Julian memperkirakan dengan bertambahnya populasi dunia maka harus semakin banyak perusahaan yang giat menyediakan 50 persen tambahan cadangan energi, 40 persen cadangan air bersih, dan 30 persen cadangan pangan.
Julian menerangkan bahwa perkembangan infrastruktur di setiap negara memiliki kecenderungan meningkat sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakatnya terhadap perubahan budaya dan teknologi.
“Tahap infrastruktur sederhana, yakni manusia yang dari semula berpindah-pindah lalu membutuhkan tempat tinggal, air, dan pangan,” kata Julian.
Tahap berikutnya, kata Julian yakni manusia tidak hanya membutuhkan tiga hal tersebut namun membutuhkan sarana pendidikan, sarana mata pencaharian, dan transportasi publik yang layak.
“Tahap infrastruktur selanjutnya adalah pengembangan sarana pendidikan, misalnya dengan penelitian ilmiah, dan manusia dari mata pencahariannya dapat memperluas perusahaan tempat dia bekerja,” Julian menambahkan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...