Qunu, Desa Tempat Mandela Akan Beristirahat Selamanya
SATUHARAPAN.COM – Desa Qunu disebut dalam biografi tokoh besar Afrika Selatan dan dunia, Nelson Mandela, namun tidak banyak yang tertarik pada nama itu. Baru beberapa hari belakangan nama desa di Afrika Selatan itu dibicarakan setelah pemerintah menyatakan Mandela akan dimakamkan di desa itu.
Mandela lahir di Desa Mvezo di dekat sungai Mbashe, namun Desa Qunu yang tidak jauh desa kelahirannya lebih banyak memberi kenangan bagi Mandela. Dalam buku biografinya “Long Walk to Freedom” Mandela menggambarkan desa Qunu sebagai tempat di mana dia menemukan momen yang paling membahagiakan di masa kanak-kanaknya.
Mandela pindah ke Qunu, karena ayahnya meninggal ketika dia masih kecil dan kemudian diasuh oleh pamanya yang merupakan kepala suku di desa itu.
Desa yang sepi dengan padang rumput yang luas itu pada hari Minggu (15/12) akan menjadi sibuk dan ramai. Hari itu jenazah Mandela akan mendapatkan tempat peristirahatannya yang terakhir di tempat dia menemukan kebahagiaan di masa kanak-kanak.
Berdiam dan Berdoa
Qunu terletak di provinsi Cape Timur, dan masih tenang sampai hari ini. Ada tradisi di kalanga warga di sana ketika kerabat mereka meninggal, mereka berdiam diri dan lebih banyak berdoa.
"Tidak ada yang bisa tersenyum mendengar kabar Nelson Mandela meninggal. Dalam budaya Qunu, Anda diwajibkan berdiam dan mengucap doa saat seseorang meninggal. Lewat doa, Anda akan mengantarnya menemui para leluhur," kata Eunice Ndombakaye, warga Qunu berusia 68 tahun yang diwawancarai Telegraph. Dia tengah sibuk bersama warga untuk persiapan pemakaman Madiba, nama Mandela berdasarkan marga.
Ada tradisi masyarakat Qunu untuk pemakaman dilakukan pada hari Sabtu, tapi entah alasan apa Mandela akan dimakamkan pada hari Minggu.
Sebuah bukit dengan padang rumput di mana angin bertiup sepanjang waktu akan menjadi tempat pemakaman Mandela bersama kerabatnya. Sudah lama Mandela menyebut ingin dimakamkan di desa itu. Hal itu, meskipun disampaikan secara kelakar, pernah dikatakan Mandela pada Christo Brand, sipir di penjara Pulau Ruben Island yang kemudian keduanya bersahabat.
Dari bukit itu pengunjung bisa melihat pantai yang luas. Meskipun Mandela tokoh besar, Desa Qunu masih mempertahankan suasana yang asli; tidak ada bangunan tinggi, hanya rumput, tanah dan kerikil, dan penduduknya beternak. Diberitakan bahwa pemakaman Mandela akan menggunakan ritual Thembu dari suku Xhosa.
Namun di desa itu Mandela membangun rumah dengan tembok berwarna merah, tempat dia berkumpul dengan kerabatnya dari suku Xhosa. Dan juga museum Mandela yang menyajikan informasi dan peninggalan pejuang anti apartheid dan pelopor rekonsiliasi Afrika Selatan itu.
Dalam wawancara dengan Thelegraph, Eunice Ndombakaye mengatakan bahwa Madiba adalah pemimpin mereka. Bagi mereka, Nelson Mandela adalah salah satu dari komunitas mereka, tetangga yang punya cita-cita besar dan sukses meraihnya.
Eunice mengatakan, "Dia sering datang ke sini dan berjalan-jalan di bukit. Dia berbicara dengan orang-orang. Dia adalah bagian dari Qunu.” Mandela juga sering merayakan Natal di rumahnya dan mengundang semua anak-anak Qunu.
"Hanya sedikit orang di Qunu yang tidak memiliki momen pribadi dengan Mandela. Semua mencintainya. Semua mengenangnya di Qunu," kata Eunice.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...