Raja Arab Saudi Menentang Serangan Israel ke Masjid Al Aqsa
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Sumber resmi di Arab saudi mengatakan bahwa Raja Salman menentang sepenuhnya terhadap Israel atas pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem yang dianggap sebagai tempat suci ketiga umat Islam.
Sumber itu juga menambahkan bahwa Arab Saudi akan menuntut pertanggung jawaban pemerintah Israel atas segala konsekuensi akibat tindakan "agresi ilegal." Disebutkan bahwa setiap serangan itu akan menyebabkan konsekuensi serius dan mendorong ekstremisme dan kekerasan.
Menurut Arab Saudi, tindakan dalam beberapa hari terakhir terakhir tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dan hukum internasional yang telah disepakati mengenai Masjid Al-Aqsa.
Sumber resmi yang dikutip Al Arabiya menyebutkan Arab Saudi menolak kebijakan pendudukan Israel di Masjid Al-Aqsa, dan mem peringatkan akan adanya konsekuensi serius. Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memaksa Israel menghentikan serangan itu.
Raja Salman juga memberitahu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, bahwa dia telah menghubungi para pemimpin dunia mengenai masjid itu. Raja juga meminta Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi Al-Aqsa.
Raja Salman juga mengajukan banding ke Sekjen PBB, Ban Ki-moon, dan anggota Dewan Keamanan untuk "langkah-langkah mendesak" setelah terjadinya bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem’’ seperti dilaporkan media pemerintah pada hari Rabu.
Raja Arab Saudi itu juga menelepon Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, untuk menyampaikan kecaman keras atas eskalasi serangan Israel di Masjid Al-Aqsa.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, menyebutkan Salman juga menelepon Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Presiden Rusia ,Vladimir Putin, dan Presiden Prancis ,Francois Hollande.
Kerusuhan meletus antara polisi Israel dan Palestina pekan ini di kompleks Masjid Al-Aqsa ketika warga Yahudi merayakan tahun baru mereka antara Minggu malam dan Selasa malam.
Polisi Israel memasuki kompleks untuk membubarkan pengunjuk rasa, dalam respons yang memicu kecaman di seluruh dunia Arab dan kekhawatiran bahwa ketegangan itu bisa lepas kendali.
Utusan PBB untuk Timur Tengah Nikolay Mladenov, memperingatkan bahwa bentrokan antara Israel dan Palestina di dalam dan sekitar tempat suci Yerusalem memiliki potensi untuk memicu kekerasan hingga di luar tembok kota lama. Dia juga menunjuk tentang gelombang teror dan ekstremisme di wilayah tersebut.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...