Ratusan Ribu Umat Muslim Prancis Gelar Shalat Idul Fitri
TOURS, SATUHARAPAN.COM – Ribuan pemeluk agama Islam di kota Tours, Prancis melakukan ibadah Shalat Idul Fitri pada Kamis (8/8) pagi di Masjid Tours yang terletak di Jalan Raya Loubin, kota Tours, Prancis.
Menurut francebleue.fr kurang lebih ribuan pemeluk agama Islam berpartisipasi dalam shalat Idul Fitri yang digelar di Tours, Omar Manoune selaku imam di Masjid yang tengah direnovasi ini mengatakan bahwa setidaknya ada 4.000 muslim di kota Tours yang akan menyelenggarakan shalat Idul Fitri. Manoune mengajak juga umat Muslim yang ada di Tours untuk hidup dalam keprihatinan.
“Kita hidup dihadapkan pada keprihatinan saat ini, karena sebagai umat yang setia saat ini kita membutuhkan bangunan ibadah yang terhambat pembangunannya karena terkendala dana,” kata Manoune.
Sementara itu menurut laprovence.com lebih dari 1.200 pemeluk agama Islam di daerah Vitrolles, bagian dari distrik Grenoble berkumpul untuk Shalat Idul Fitri di Masjid El Khawtar, Grenoble, demikian dikatakan Habib Malagouen dari Asosiasi Pusat Kebudayaan Islam Masa Depan Vitrole (AFCCCMV).
Pada hari yang sama di ibukota Paris, Dr. Boubaker, imam besar Masjid Paris mengatakan bahwa perhitungan akhir Ramadan didasarkan pada pengamatan bulan pada tujuh negara Muslim, terutama di Mekkah, Arab Saudi. "
Semua masjid di Prancis akan mulai shalat Idul Fitri pada pukul 9 pagi."
Padahal Mohammed Moussaoui selaku ketua Pusat Peribadatan Islam Prancis (CFCM), pada bulan Mei lalu mengatakan bahwa pihaknya memiliki pengamatan yang berbeda terkait penerapan tanggal Ramadan. Pengamatan tersebut berbeda karena tidak dengan metode pengamatan bulan seperti biasanya, melainkan bergantung pada perhitungan astronomi yang terdiri dari pemindaian langit selama kurun waktu tertentu.
Menurut liberation.fr perbedaan penetapan awal Ramadan hingga penetapan hari raya Idul Fitri ini ada beberapa kebingungan, dan CFCM menyeragamkan Idul Fitri pada tanggal 8 Agustus karena mustahil untuk mensosialisasikan tentang perhitungan ini di Perancis dalam waktu singkat. Djelol Sediki dari komisi teologis CFCM mengatakan bahwa beberapa imam masjid di luar kota Paris salah perhitungan.
"Mereka salah perhitungan,” tegas Djelloul Seddiki.
Dr Boubakeur, salah satu imam masjid di Paris merespons bahwa "teori perhitungan tidak salah, tetapi kita tidak memperhitungkan dimensi Uni Eropa. Masyarakat memutuskan bahwa mengikuti negara-negara Muslim. Vox populi, vox dei," kata Boubaker sambil tersenyum.
Islam adalah agama kedua Prancis setelah Katolik. Sebuah lembaga statistik keagamaan memperkirakan bahwa jumlah pemeluk Islam sebanyak 3,5 juta jiwa dan 800.000 di antaranya taat beribadah.
(laprovence.com/liberation.fr/francebleu.fr)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...