Refleksi Cat Stevens Setelah 40 Tahun Masuk Islam
SATUHARAPAN.COM – Cat Stevens, musikus Inggris yang lagunya Morning Has Broken sangat populer di dunia berbagi refleksi kehidupannya setelah hampir 40 tahun memeluk Islam dan mengganti nama menjadi Yusuf Islam. Ia menuliskannya di blog Huffington Post. Berikut tulisan laki-laki bernama asli Steven Demetre Georgiou ini.
Seiring tahun baru terus berlalu, masa lalu tergelincir lebih jauh ke dalam ketidakjelasan dan saya secara bijaksana harus bergulat dengan fakta bahwa banyak telinga anak muda yang tidak pernah mendengar lagu Beatles, Yesterday. Ini tanda bahwa usia sudah merambat naik dan menekan Anda di bahu. Mengingatkan Anda tentang kematian yang tak terhindarkan.
Jika itu yang terjadi, berapa banyak harapan yang kita dapat kita terima untuk membayangkan bahwa mereka akan tahu bahwa pernah ada sekali waktu seorang laki-laki bernama Cat Stevens yang bermimpi mengangkut generasinya untuk dunia yang lebih baik dengan lagu yang berjudul Peace Train? Kesempatan orang-orang muda ini pernah mendengar tentang “Cat” makin jauh ketika Anda menyadari bahwa dia memutuskan untuk memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim pada 1977, hampir 40 tahun yang lalu, ketika anak-anak ini (dan beberapa dari orang tua mereka) belum lahir.
Hal yang makin mustahil bagi mereka untuk tahu—dan juga orang tua mereka—adalah informasi yang akurat dan cukup tentang “mengapa” ia memutuskan untuk melompat dari kehidupan bebas dan menyelaraskan dirinya dengan apa yang tampaknya hari ini sebagai agama anti-Barat. Agama yang dipandang bersikeras untuk menghancurkan peradaban. Bagaimana kita bisa memecahkan paradoks ini? Apalagi, kita melihat, membaca, dan mendengar berita-berita makin menakutkan dan berdarah-dingin. Dan, ini dihubungkan dengan iman yang ia adopsi dalam namanya—Yusuf Islam?
Mari kita dengarkan lebih dekat ke “Cat” dan lagu-lagunya dari 70-an mungkin sebagian memecahkan teka-teki. Ketika ia mengejutkan dunia musik dengan melangkah dari ketenaran dan uang, yang harus Anda lakukan adalah mendengarkan Father & Son mendengar kata-kata terakhir dari lagu tersebut, “There's a way and I know, that I have to go -- away.. “ Tapi itu masih tidak benar-benar menjelaskan pertanyaan “mengapa”.
Di sinilah letak teka-tekinya—dan ini penjelasannya: Yang orang tidak tahu adalah bahwa titik sejati, tempat penyanyi mencari sungguh-sungguh perdamaian, sebenarnya berada pada ratusan tahun cahaya dari dunia yang memancar di sekelilingnya saat ia masuk Islam.
Setelah mencapai keadaan damai dalam penyerahan diri kepada Allah, mengosongkan egonya dan menundukkan kepalanya, belajar untuk berdoa dan berpuasa, hanya setahun setelah pertobatannya tiba-tiba Revolusi Iran mengguncang planet ini. Hal ini diikuti segera oleh perang di Afganistan, Intifada Palestina, Perang Iran-Irak, penerbitan The Satanic Verses, Genosida Bosnia. Dan, daftar tragedi terus bergulir melalui peristiwa 9/11 dan semua terus berlangsung menjadi krisis yang kita hadapi di dunia saat ini terutama dengan kedatangan ISIS dan perang dan teror di mana-mana yang telah menyerang dan memengaruhi kita semua.
Sekarang kabar baiknya: Setelah baru-baru menghadiri acara tahunan “Reviving the Islamic Spirit Convention di Toronto” selama periode Natal, itu mungkin salah satu pengingat yang paling menggembirakan dari iman yang telah saya temukan dan peluk sebelum awan gelap muncul dan badai negatif propaganda terhadap Islam mulai turun ke atas kita.
Sayangnya, sangat sedikit orang yang tahu atau memiliki akses ke ajaran spiritual dan mencerahkan iman ini. Sebaliknya, banyak waktu dan perhatian yang diarahkan pada unsur-unsur yang lebih radikal dari komunitas Muslim. Tidak ada yang mengatakan penyimpangan tersebut tidak ada, tetapi mereka tidak representatif (sekitar 0,01 persen) dan mereka harus perlakuan tidak adil dari media yang mengedepankan berita perilaku mereka yang 0,01 persen ini. Saya kira media harus lebih adil untuk memberitakan representasi yang benar-benar positif dari iman Islam dan yang prinsip-prinsip etikanya.
Meskipun Perdana Menteri baru Kanada Justin Trudeau mengirim pesan video khusus menyambut dan mendukung acara tersebut, hampir tidak ada liputan media yang cukup baik. Memalukan. Mungkin karena tidak ada ancaman bom, tidak ada adegan kacau atau pertumpahan darah; sehingga melewati kebanyakan orang seperti kepingan salju mengambang di angin tanpa suara mengganggu.
Mengapa hal-hal yang indah sulit ketahuan? Dan inilah yang penting: Jika pesan intelektual dan nurani murni Islam tidak dipublikasikan atau dipromosikan, maka area itu diambil pihak yang berperang dan pendukung Armageddon. Bisakah kita berusaha sedikit lebih keras untuk mendapatkan kembali Peace Train lagi? Untuk mengingat beberapa lirik lagu itu, “Why must we go on hating, why can't we live in bliss?”
Adalah benar-benar menyegarkan untuk mendengarkan beberapa ucapan para ulama yang berpusat nurani dalam agama ini. Ini mengingatkan kita pada kemanusiaan kita dan tautan ke kearifan yang sering terlupakan dalam berita-berita modern hari ini. Gunung metafisik pengetahuan dan kebijaksanaan para ulama hampir tidak terlihat atau terdengar.
Salah satu cendekiawan Muslim dari konvensi ini adalah Dr. Umar Faruq Abd-Allah. Ia mengingatkan kita tentang esensi universal dalam poros semua makhluk: “Kebenaran selalu koheren, itu dalam DNA Anda, di gigi Anda, di capung , di ikan warna-warni di karang—seperti dalam Rasio Emas Geometri.”
Dia menunjukkan bahwa masalah utama dengan “ilmu” hari ini adalah pemisahan dari metafisika. Bagaimana bisa Anda mempelajari keindahan pola geometris rumit terpadu kosmos dan tidak mengenali kecerdasan mengagumkan dan artis di balik keberadaannya?
Masalah lain adalah bagaimana orang-orang tahu atau diberi tahu tentang kesamaan inti antara akar Islam dan Kristen dan Yahudi. Sebagai seorang Muslim Inggris dan artis dan musikus lahir dan dibesarkan di pusat-pusat kebudayaan Barat modern dan peradaban, itu masih mengecewakan. Itu sebabnya, ketika berceramah di depan umum untuk terutama penonton berbahasa Inggris, saya pribadi pastikan untuk mengingatkan mereka bahwa Islam mencakup keyakinan yang tak tergoyahkan di dalam Yesus, Musa, Ibrahim dan para nabi dan pembawa pesan dari Satu Allah yang benar disebutkan dalam Kitab Suci.
Seperti kebanyakan hal, masalah terletak di sempitnya persepsi kita, serta di mana kita pertama mendapatkan informasi tentang subjek yang makin dipolitisasi tersebut. Arti kepercayaan kepada Tuhan akhirnya harus mengarah seseorang untuk menjadi yang paling manusiawi dan berbelas kasih, dicontohkan oleh guru sejati iman, para misionaris yang dipilih Tuhan. Sang nabi terakhir Muhammad SAW berkata, “Orang yang tak beriman adalah ia yang pergi tidur saat perutnya kenyang sementara tetangganya kelaparan.”
Nabi Muhammad SAW juga meramalkan bahwa akan muncul ekstremis iman, yaitu “mereka yang membaca Alquran tetapi tidak sampai melewati kerongkongan”—maksudnya mereka mengenal isi Kitab Suci, tetapi tidak mengamalkan intisarinya. Nama yang diberikan untuk para radikal dalam sejarah Islam selalu sama: orang luar (al-Khawarij). Nabi menyatakan bahwa yang terbaik untuk mengatasi ini adalah menyerukan keadilan, keseimbangan dan moderasi. Dan ini adalah persis tujuan konvensi ini: Perlunya sebuah “Aliansi Kebajikan.”
Sudah saatnya orang-orang baik di dunia, dari semua agama dan denominasi bekerja sama untuk bermanfaat bagi umat manusia, melalui pengetahuan dan tindakan yang baik. Pusat ini di mana kita semua bisa bertemu; tempat di mana kita bisa berdiri tinggi di atas slogan-slogan dan kekacauan yang disebabkan oleh radikal agama. Salah satu ucapan kenangan dari mistik Islam yang terkenal, Rumi, datang ke pikiran di sini: “Di luar ide tentang salah dan benar ada lapangan ... aku akan menemuimu di sana.” Dalam semangat itu, kata-kata lagu lama saya Peace Train juga beresonansi:
Get your bags together,
Go bring your good friends, too
'Cause it's getting nearer
It soon will be with you
Panggil saya Cat atau Yusuf, saya seorang optimis—dan seorang beriman—bukan yang lain lagi. Sampai kereta besar tiba, saya berharap seiring tahun berjalan ini akan benar-benar akan menjadi satu, yaitu kita tegas dapat berkomitmen untuk kemanusiaan, dan mengamalkan ajaran surgawi dari guru sejati dan pemandu kita, banyak dari mereka saya merasa terhormat untuk bertemu di Konvensi di Toronto.
Kedamaian selalu bersama Anda
Yusuf Islam (alias Cat Stevens)
Baca juga:
- Pemuda Islam, Kristen, dan Yahudi Promosikan Dialog Damai
- MUI: Isra Mikraj dan Hari Kenaikan Tegaskan Islam Damai
- Mensos: Islam Penebar Kasih, Hadir Sebagai Juru Damai
- Ahok: Nabi Muhammad Sobat Nabi Isa, Islam-Kristen Harus Rukun
- Dubes Palestina: Kekristenan Lahir di Palestina
- Alquran dan Alkitab Memuliakan Yesus
- Sekolah Cat Stevens Galang Dana untuk Korban Tsunami
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...