Ribuan Warga Jati Bunder Mengungsi Akibat Kebakaran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ribuan warga Jati Bunder, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terpaksa mengungsi ke beberapa titik pengungsian akibat kebakaran yang terjadi pada Kamis (5/3).
"Berdasarkan data kependudukan dan catatan sipil, untuk sementara ini total warga yang jadi korban kebakaran ada 1.261 kepala keluarga (KK), dan total seluruh warga yang harus mengungsi itu sebanyak 3.168 jiwa," kata Camat Kebon Melati, Hidayatullah, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/3).
Hidayatullah mengungkapkan, selain korban yang terpaksa mengungsi ini, ada juga orang-orang yang mengalami luka dari ringan hingga kematian, akibat dari kobaran yang hebat dari si jago merah.
Dia menjelaskan, dari data yang dia pegang disebutkan sementara ini kebakaran melanda dua RW di Kelurahan Kebon Melati, yaitu RW 12 dan RW 14. Di RW 12 ada 411 KK atau 1.016 jiwa terkena dampak kebakaran. Sedangkan di RW 14, ada 850 KK sekitar 2.152 jiwa.
"Semua korban ditempatkan di enam lokasi pengungsian, di antaranya adalah Masjid Al Muhajirin yang terletak di RT14/12, Masjid Al Barkah di RT 03/12, Pos RW 12 dan SDN 01 Kebun Melati," kata Hidayatullah.
Kebakaran tersebut juga menyebabkan satu korban meninggal, yakni seorang pemuda berusia 18 tahun yang belakangan diketahui merupakan warga di RT 17 RW 14. Ketika ditemukan jenazah korban dalam kondisi mengenaskan.
"Namanya Agung, umur 18 tahun, hal tersebut terungkap setelah ayah korban berinisial TK datang mencari anaknya yang hilang," kata Hidayatullah.
Ditemui di tempat berbeda, salah seorang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) dari unit Penanggulangan Bencana, Niko dan Agus, yang turut menyisir lokasi kebakaran semalam mengatakan, korban meninggal dipastikan hanya satu.
Korban meninggal tersebut, langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Kami masih belum tahu itu laki-laki atau perempuan. Posturnya sih seperti ABG. Kami temukan di bawah reruntuhan, dan kondisinya sudah memprihatinkan sekali," kata Agus.
Hal senada diungkapkan Niko, ada sekitar 12 orang yang mengalami luka ringan, dan lainnya cukup berat termasuk dua orang petugas pemadam kebakaran, yang terkena material tajam rumah, dan terjatuh dari mobil damkar saat berusaha memadamkan api di lokasi. Dua petugas itu dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Tarakan, sedangkan warga lainnya yang terluka ringan maupun berat juga telah dibawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat.
Saat ini pendataan terhadap jumlah pasti korban dari kebakaran itu masih terus dilakukan.
Kebakaran terjadi kemarin Kamis (5/3) sekitar pukuk 16.00 atau 16.30 WIB, api mulai bisa dijinakkan sekitar pukul 18.00 dan mati total dua hingga tiga jam berikutnya.
Sementara itu, Wakil Camat Tanah Abang Jumeri mengungkapkan, dugaan penyebab kebakaran adalah hubungan pendek arus listrik, atau korsleting dari sebuah rumah di permukiman padat penduduk itu.
Setelah korsleting, listrik yang masih menyala membuat kebakaran menjalar cepat ke beberapa tempat lai, hingga menghanguskan ratusan rumah di lokasi tersebut.
Rumah-rumah di sana yang kebanyakan berbahan dasar kayu dan seng, menyebabkan api relatif cepat menyebar dari lokasi sumber api, ditambah dengan angin yang cukup kencang membuat api semakin besar. Menurut beberapa warga di sana, sebelum kejadian ini, pernah terjadi kebakaran serupa di sekitar lokasi tersebut.(Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...