Rosiana Sebut Dua Faktor Kebangkitan Greysia-Nitya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu pebulu tangkis senior putri Indonesia – Rosiana Tendean – menyebut bahwa ada dua faktor yang menentukan naiknya prestasi salah satu pasangan ganda putri bulu tangkis Indonesia saat ini, Greysia Polii dan Nitya Krhishinda Maheswari.
“Kalau saya lihat yang pertama karena mereka itu kan pasangan yang sudah lama berpartner, mungkin pasangan terlama yang pernah ada dan mereka saling tahu satu sama lain, jadi Grace (panggilan Greysia Polii) tahu tipikal permainan Nitya, sementara Nitya juga tahu mood-nya Grace,” kata Rosiana Tendean kepada satuharapan.com, di sela-sela kejuaraan bulu tangkis ‘’Yonex-Sunrise Double Special Championship 2015 presented by Candra Wijaya’’ di GOR Asia-Afrika, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/7).
Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari baru-baru saja menorehkan prestasi gemilang dengan keberhasilan menjadi juara di Chinese Taipei Grand Prix Gold (Taiwan Terbuka) 2015, keberhasilan tersebut mengobati kekecewaan hasil buruk yang mereka dapat beberapa pekan sebelumnya saat tumbang di final Indonesia Terbuka di Jakarta.
“Mereka ini kan sudah lama berpasangan, sekarang tinggal kematangan mereka dalam bertanding menjadi faktor penting, karena kalau melihat usia kan mereka semua tidak muda,” Rosiana menambahkan.
Greysia Polii merupakan pebulu tangkis kelahiran 1987, Greysia mulai membela bulu tangkis Indonesia di Piala Uber sejak 2004 dan juga tahun 2008. Pada pertengahan tahun 2008, ia mulai berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari karena usia pasangan Greysia sebelumnya, Jo Novita tidak muda lagi. Di awal 2009 prestasi Greysia Polii dengan Nitya belum menunjukkan prestasi.
Sementara Nitya Krishinda Maheswari merupakan pebulu tangkis kelahiran 1988, Nitya sempat tidak berpasangan dengan Greysia dan sempat menghasilkan prestasi antara lain saat bersama Shendy Puspa Irawati pernah mencapai perempat final Singapura Terbuka 2010, dan bersama Anneke Feinya Agustin perempat final Malaysia Terbuka 2011.
Faktor Lain: Tangan Dingin Eng Hian
Rosiana menyebut faktor lain yang tidak kalah penting yakni tangan dingin pelatih, Eng Hian. Rosiana mau tidak mau mengakui kerja keras mantan pebulu tangkis ganda putra tersebut.
“Faktor lain yang tidak kalah penting saya pikir adalah pelatih (Eng Hian, pelatih ganda putri PBSI), karena saat ini yang memberikan semangat dan motivasi. saya akui dia berhasil,” kata Rosiana.
Rosiana mengacu kepada keberhasilan Eng Hian membalikkan sindiran dan pendapat miring tentang ganda putri yang selalu di bawah bayang-bayang ganda putra (Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan), dan ganda campuran (Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad). Rosiana memberi contoh keberhasilan Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari merebut medali emas di Asian Games 2014 di Korea Selatan, walau satu tahun kemudian di Indonesia Terbuka 2015 di Jakarta malah menemui kegagalan, karena Greysia dan Nitya hanya finis di peringkat kedua.
“Buat saya nggak apa-apa saat di Indonesia Open kalah, karena sebenarnya dia (Eng Hian) berhasil mempertahankan grafik permainan mereka (Greysia dan Nitya), saya harap (grafik penampilan) mereka tidak turun sebelum olimpiade nanti, karena kalau kejuaraan dunia ini kan salah satu target, karena kalau bisa dia memberi semangat tidak hanya di kejuaraan dunia besok ini tetapi juga di olimpiade tahun depan,” dia menambahkan.
Eng Hian semasa aktif bermain bulu tangkis merupakan andalan ganda putra Indonesia, kala itu saat berduet dengan Flandy Limpele dia mencapai perempat final Olimpiade 2004. Sejak Maret 2014, Eng Hian diberikan tugas oleh PBSI sebagai pelatih ganda putri pelatnas Cipayung. Prestasi terkini Eng Hian terlihat ketika membawa pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Wapres Lihat Bayi Bernama Gibran di Pengungsian Erupsi Lewot...
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi seorang b...